4 Manfaat Jalan Kaki yang Jarang Diketahui

Jalan kaki merupakan salah satu aktivitas fisik yang dikenal memiliki banyak manfaat.

www.freepik.com.
Jalan kaki merupakan salah satu aktivitas fisik yang dikenal memiliki banyak manfaat.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berjalan kaki merupakan salah satu aktivitas fisik yang dikenal memiliki beragam manfaat bagi kesehatan. Sebuah studi terbaru berhasil menemukan manfaat lain dari berjalan kaki yang mungkin jarang diketahui.

Berjalan kaki diketahui memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang kesehatan otak yang optimal. Alasannya, berjalan kaki mendorong peningkatan aliran darah ke otak.

"Yang mana berkaitan dengan fungsi kognitif yang lebih baik dan perlindungan terhadap penurunan serta perbaikan daya ingat," jelas psikolog klinis berlisensi Holly Schiff PsyD, seperti dilansir EatThis, Jumat (6/8).

Studi terbaru menunjukkan bahwa berjalan kaki juga berperan dalam memperbaiki daya ingat dan juga white matter di dalam otak. Seperti diketahui, otak manusia terdiri dari gray matter dan white matter.

Gray matter merupakan jaringan berisi sel-sel saraf, sedangkan white matter merupakan jaringan yang menghubungkan sel-sel saraf tersebut melalui akson. Bila diibaratkan, gray matter merupakan komputer dan white matter adalah kabel-kabel yang menghubungkan semuanya dan mentransmisi sinyal.

Tak seperti gray matter yang sudah banyak diteliti, dampak olahraga terhadap white matter belum banyak diteliti. Oleh karena itu, Profesor di bidang neurosains dan perkembangan manusia dari Colorado State University Agnieszka Burzynska PhD melakukan sebuah studi yang telah dimuat dalam jurnal NeuroImage.

Studi ini melibatkan 250 orang partisipan berusia di atas 60 tahun. Selama studi berlangsung, para partisipan menjalani pemeriksaan MRI otak dan penilaian terhadap gaya hidup mereka. Seluruh partisipan diketahui memiliki kondisi kesehatan yang baik secara umum, namun menerapkan gaya hidup sedentari.

Para partisipan dibagi ke dalam tiga kelompok. Kelompok pertama atau kelompok kontrol diminta untuk melakukan peregangan dan latihan keseimbangan selama tiga kali per pekan. Sedangkan kelompok kedua diminta untuk melakukan jalan cepat tiga kali per pekan, masing-masing dengan durasi 40 menit. Kelompok ketiga diminta untuk menjalani kelas menari selama tiga pekan per pekan.

Setelah enam bulan berlalu, seluruh partisipan diminta untuk kembali menjalani serangkaian pemeriksaan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur kognisi, daya ingat, kebugaran, serta volume white matter partisipan.

Hasilnya, kelompok yang berjalan kaki dan kelompok yang menjalani kelas menari menunjukkan adanya perbaikan bentuk tubuh dan perbaikan pada white matter. Akan tetapi, kelompok yang berjalan kaki menunjukkan peningkatan terbesar pada kemampuan daya ingat dan white matter mereka.

"Para penari menghabiskan sebagian waktu mereka di tiap sesi dengan memperhatikan instruktur dan tidak banyak bergerak, mungkin itu yang mempengaruhi hasil mereka," ungkap Dr Burzynska, seperti dilansir EatThis.

Pada kelompok yang berjalan kaki, partisipan menunjukkan peningkatan yang lebih menonjol pada ukuran akson dan juga penyembuhan lesi. Kedua hal ini merupakan indikator dari volume dan kesehatan white matter.

Sebaliknya, partisipan dalam kelompok pertama menunjukkan adanya penurunan white matter. Bukan berarti melakukan peregangan itu buruk. Akan tetapi, temuan ini menunjukkan bahwa peregangan tak memberikan manfaat kesehatan kognitif yang sama dengan latihan aerobik seperti berjalan kaki atau menari.

Dari sudut pandang ilmiah, temuan-temuan dalam studi ini menunjukkan bahwa white matter dapat "dibentuk" dan bisa diperbaiki di usia yang lebih lanjut. Sedangkan dari sudut pandang praktis, peneliti menunjukkan bahwa berjalan kaki cepat selama beberapa kali per pekan dapat membantu menjaga kesehatan white matter dan daya ingat tetap tajam.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler