Kementerian PPPA Perhatikan Anak Yatim Terdampak Covid-19
Setiap daerah diminta menyusun pendataan anak-anak yang terdampak Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) melakukan berbagai upaya dalam menangani anak-anak yang orangtuanya meninggal akibat Covid-19. Menteri PPPA, Bintang Puspayoga menyebutkan, hal ini penting agar dapat melindungi hak anak Indonesia, termasuk mereka yang ditinggalkan orang tuanya akibat pandemi Covid-19.
Bintang menambahkan, Kemen PPPA telah mengirimkan surat edaran kepada 34 pemerintah provinsi terkait penyusunan data terpilah, khusus anak yang terpisah karena orang tuanya melakukan isolasi mandiri dan/atau meninggal dunia. Tujuannya, supaya anak-anaknya bisa mendapatkan pendampingan dan dipastikan mendapatkan hak pengasuhannya.
"Hal ini kami lakukan agar Dinas PPPA dapat segera berkoordinasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menyusun data yang dibutuhkan. Termasuk mengembangkan sistem data berdasarkan laporan dari daerah dan lembaga yang melaksanakan pendataan," kata Bintang dalam keterangan pers yang diterima pada Senin (9/8).
Bintang menjelaskan, saat ini Kemen PPPA telah menyiapkan layanan pengaduan tingkat nasional melalui call center Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 dan WhatsApp 08111-129-192. Hal ini dapat dimanfaatkan apabila masyarakat menemui kasus anak yang orangtuanya meninggal akibat Covid-19.
Kemen PPPA juga secara intens melakukan rapat koordinasi penanganan kasus anak yang ditinggalkan orang tuanya karena Covid-19, termasuk menguatkan sistem rujukan layanan. "Kami terus melakukan sosialisasi terkait ketentuan perlindungan anak, pengasuhan anak, pengangkatan anak, dan perwalian," tutur Bintang.
Selain melakukan berbagai upaya penanganan, Kemen PPPA memprioritaskan upaya pencegahan. Salah satunya, mengoptimalkan peran Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). Bintang optimis PATBM mampu melindunhi anak serta membantu keluarga melakukan adaptasi kebiasaan baru pada masa pandemi Covid-19.
"Karena PATBM yang paling mengetahui kebutuhan sekaligus paling mengenal anak-anak yang berada dalam lingkungannya," ujar Bintang.