Dokter: Covid-19 Lebih Bahaya Bagi Anak daripada Influenza

Jumlah anak yang sakit parah akibat Covid-19 tak kalah banyak.

AP/Binsar Bakkara
Vaksinasi Covid-19 pada anak. Pada umumnya, anak-anak terhindar dari dampak terburuk Covid-19, namun mereka tetap saja tergolong kelompok rentan.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Selama berpuluh-puluh tahun, anak-anak telah dihantui oleh virus influenza atau flu musiman yang dalam beberapa kasus bisa menyebabkan sakit parah. Namun, setelah adanya Covid-19, para dokter menjadi lebih khawatir akan dampak buruk Covid pada anak daripada influenza.

Dalam kasus influenza, anak dengan gejala parah bisa mengembangkan pneumonia, bahkan ada juga yang harus dirawat dengan Extracorporeal Membrane Oxygenator (ECMO) alias paru-paru buatan untuk membantu menyembuhkan paru-paru yang rusak. Namun, meski Covid-19 baru muncul satu tahun lebih, dokter memperkirakan, jumlah anak yang sakit parah akibat Covid-19 hampir sama dengan influenza yang sudah 30 tahun.

"Saya hanya tidak berpikir masyarakat awam memahami kegentingan dan intensitas dari virus ini," kata kepala penyakit menular pediatrik di Institut Penelitian Anak Universitas North Carolina, Dr Toni Darville, seperti dikutip dari NBC, Jumat (13/8).

Darville mengatakan bahwa anak-anak pada umumnya terhindar dari dampak terburuk Covid-19, namun mereka tetap saja tergolong kelompok rentan. Karena dalam banyak kasus, anak mengalami gejala parah akibat Covid-19 dan dalam beberapa kasus meninggal akibat Covid-19.

Baca Juga


Dokter perawatan primer di Washington DC, Amerika Serikat, Dr Kavita Patel, menjelaskan bahwa ada banyak perbedaan antara flu musiman dan Covid-19. Influenza, misalnya, sudah dipahami dengan baik, tidak demikian dengan virus yang menyebabkan Covid-19.

Gejala Covid-19 paling umum pada anak. - (Republika)

Masih ada banyak pertanyaan tentang bagaimana cara terbaik untuk merawat anak-anak yang sakit parah dengan Covid-19, dan apakah mereka akan mengalami masalah berkelanjutan terkait virus tersebut. Vaksin flu juga sudah tersedia secara luas untuk semua anak, sementara hingga kini, belum ada vaksin Covid yang diizinkan untuk anak di bawah usia 12 tahun.

Lebih dari separuh anak (60 persen) mendapatkan vaksin flu setiap tahun, yang menurut dokter membantu mencegah rawat inap dan kematian. Sebagian besar anak-anak yang meninggal karena flu tidak divaksinasi.

Sifat tak terduga dari anak-anak yang akan sakit parah akibat Covid-19 telah menjadi perhatian khusus para dokter. Dokter memiliki pemahaman yang baik tentang siapa yang paling berisiko terkena penyakit parah akibat flu, yakni bayi yang terlalu muda untuk mendapatkan suntikan flu serta anak-anak dengan kondisi kesehatan kronis, seperti asma dan diabetes.

"Sebagian besar kematian akibat flu pediatrik terjadi pada anak-anak yang memiliki masalah kesehatan mendasar," kata Dr Andi Shane, Kepala Divisi Penyakit Menular Pediatrik di Emory University School of Medicine.

Sekitar setengah dari anak-anak yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 juga memiliki masalah medis kronis, seperti obesitas dan asma. Tetapi yang ironis, setengah dari mereka juga tidak memiliki kondisi medis yang mendasarinya sehingga sulit untuk memprediksi anak sehat mana yang akan mengalami infeksi parah.

"Gejala dan komplikasi Covid-19 juga bervariasi, sementara ketika anak sakit parah akibat influenza, mereka datang ke rumah sakit dengan pneumonia flu, dan jarang sampai meninggal," kata Darville.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler