5 Cara untuk Menjaga Hafalan Alquran tak Mudah Hilang
Menjaga hafalan Alquran perlu niat dan lingungan yang mendukung
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Terkadang sebagian orang ada yang lupa dengan hafalan-hafalan bacaan Alquran yang dimiliki.
Namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh para penghafal Alquran agar terus dapat mengingat hafalannya, salah satunya yakni meniatkannya hanya untuk Allah SWT.
Dikutip dari laman Alukah pada Jumat (13/8) berikut lima langkah yang dapat diambil agar dapat terus mengingat bacaan Alquran:
1. Keikhlasan niat hanya kepada Allah SWT
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS Al Bayyinah 5).
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Khattab dia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَِى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا، أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Amalan-amalan itu hanyalah tergantung pada niatnya. Dan setiap orang itu hanyalah akan dibalas berdasarkan apa yang dia niatkan. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Namun barang siapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau seorang wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim).
2. Memilih sahabat yang senantiasa menghafal Alquran.
Persahabatan yang baik dan benar adalah mereka yang saling membantu serta satu sama lain terikat pada Alquran. Mereka tidak akan meninggalkan atau melupakan Alquran.
Untuk itu penghafal Alquran harus bersama dengan sahabat yang memiliki motivasi tinggi untuk menghafal, memahami dan mempelajarinya, mereka akan meluangkan waktu, tenaga dan uangnya untuk Alquran.
Selain mendapatkan pahala yang besar, mereka juga tidak hanya berteman di dunia melainkan juga di akhirat.
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS Az Zukhruf 67). Rasulullah SAW dalam haditsnya bersabda sebagai berikut:
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل "Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya." (HR Abu Daud dan Tirmidzi).
3. Menghindari makanan yang haram dan syubhat
Seorang Muslim hendaknya menghindari makanan yang haram dan syubhat agar dapat terhindar dari kelupaan pada hafalan Alquran. Hal ini karena kedua hal tersebut dapat menyebabkan rusaknya hati seseorang.
Allah SWT itu Mahabaik, dan tidak menerima kecuali yang baik. Dari Abu Hurairah RA, dia berkata bahwa, Rasulullah SAW bersabda:
(إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبَاً وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ: (يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحاً) (المؤمنون: الآية 51) ، وَقَالَ: (يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) (البقرة: الآية 172)،ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ)
"Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala telah memerintahkan kepada kaum mukminin dengan sesuatu yang Allah perintahkan pula kepada para rasul. Maka Allah SWT berfirman: "Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal saleh."
Dan Allah SWT berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, makanlah kalian dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepada kalian." Kemudian beliau SAW menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang dalam keadaan dirinya kusut dan kotor, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa: "Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku," namun makanannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram dan kenyang dengan sesuatu yang haram, lalu bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?" (HR Muslim).
4. Rendah hati terhadap guru dan tekad yang tinggi dalam menerima dan menghafal.
Seseorang harus dapat memiliki kerendahan hati dan sopan terhadap guru, meskipun dia lebih muda. Seorang penghafal harus memilih guru dengan cermat agar dapat meneliti bacaannya sesuai dengan ketentuan. Belajar menghafal Alquran lewat seorang guru yang terampil merupakan sarana ideal bagi mereka yang ingin menghafal Alquran.
Dan inilah yang dilakukan para sahabat dan Nabi Muhammad SAW. Dari Abu Hurairah dia berkata:
كَانَ يَعْرِضُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ كُلَّ عَامٍ مَرَّةً فَعَرَضَ عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ فِي الْعَامِ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ وَكَانَ يَعْتَكِفُ كُلَّ عَامٍ عَشْرًا فَاعْتَكَفَ عِشْرِينَ فِي الْعَام الَّذِي قُبِضَ فِيهِ
"Biasa Jibril mengecek bacaan Alquran Nabi SAW sekali pada setiap tahunnya. Namun pada tahun wafatnya Rasulullah SAW, Jibril melakukannya dua kali. Dan beliau Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beri'tikaf sepuluh hari pada setiap tahunnya. Sedangkan pada tahun wafatnya, beliau beriktikaf selama dua puluh hari." (HR Bukhari).
5. Menentukan persentase hafalan harian dan tidak melebihinya
Salah satu cara yang efektif untuk menguasai hafalan dan tidak melupakannya yakni, para calon penghafal mematuhi jadwal yang mudah bagi dirinya. Dalam sehari, dia tidak melebihi prosentase hafalan harian, agar hal ini tidak membingungkan dirinya. Selain itu juga agar dia senantiasa bersemangat dalam menghafal Alquran. Kemudian lebih baik dia mengisi waktu lainnya untuk mengulang-ulangi hafalan yang telah dihafal sebelumnya siang dan malam, baik didengarkan sendiri atau dengan orang lain.