Taliban Minta Khutbah Jumat Bahas Persatuan Afghanistan

Taliban meminta semua imam untuk membujuk orang agar tidak meninggalkan Afghanistan.

AP/Rahmat Gul
Milisi Taliban mengibarkan bendera mereka saat berpatroli di Kabul, Afghanistan, Kamis, 19 Agustus 2021. Taliban merayakan Hari Kemerdekaan Afghanistan pada hari Kamis dengan menyatakan mereka mengalahkan Amerika Serikat
Rep: Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban meminta para imam di Afghanistan untuk mendesak persatuan ketika mereka mengadakan sholat Jumat. Hal itu dilakukan saat protes terhadap Taliban menyebar ke lebih banyak kota termasuk ibu kota Kabul pada Kamis (19/8).

Baca Juga


Taliban mendesak persatuan menjelang sholat Jumat pertama usai mereka menaklukkan Kabul. Kelompok itu meminta semua imam untuk membujuk orang agar tidak meninggalkan Afghanistan.

Sejak merebut Kabul pada Ahad (15/8), Taliban telah menampilkan wajah yang lebih moderat. Mereka mengatakan menginginkan perdamaian, tidak akan membalas dendam terhadap musuh lama, dan akan menghormati hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam.

Tapi, beberapa orang tewas ketika Taliban menembaki kerumunan di kota timur Asadabad. Saksi mata melaporkan tembakan di dekat rapat umum di Kabul, tetapi tampaknya itu adalah tembakan Taliban ke udara.

Pada momen Afghanistan merayakan kemerdekaannya dari kendali Inggris pada 1919, sebuah video media sosial menunjukkan kerumunan pria dan perempuan di Kabul mengibarkan bendera nasional hitam, merah, dan hijau. "Bendera kami, identitas kami," teriak mereka.

Pada beberapa protes di tempat lain, media melaporkan orang-orang merobek bendera putih Taliban. Protes berkobar di kota Jalalabad dan di provinsi Paktia, juga di timur, menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Taliban dalam memerintah.

Baca juga : Taliban Ketuki Satu per Satu Rumah Warga, Ini yang Dilakukan

"Ratusan orang turun ke jalan. Awalnya saya takut dan tidak mau pergi tapi ketika melihat salah satu tetangga saya ikut, saya copot bendera yang saya punya di rumah," kata saksi mata Mohammed Salim.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler