Cerita God Bless Pernah Dilempari Batu Hingga Dikira Preman
Perjalanan karier God Bless tidak langsung mulus ketika awal bermusik.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjalanan karier musisi tidak selalu mulus, begitu pula God Bless yang sudah terbentuk sejak 1973. Pada awal berdirinya, God Bless kerap mengalami berbagai kesulitan serta hal kurang menyenangkan.
Pemain bas God Bless, Donny Fattah, menyampaikan kendala itu termasuk kondisi alat musik yang sangat kurang. God Bless belum memiliki peralatan yang memadai. Saat akan membuat lagu pun mereka masih bingung.
Musisi 71 tahun itu berujar, ada masa ketika mereka tak tahu akan membikin lagu seperti apa sehingga lebih banyak mengaransemen dan memainkan lagu-lagu barat. Belum lagi berbagai perlakuan karena aktivitas dan penampilan.
"Dimusuhi tetangga, dilempari batu kalau latihan karena berisik. Rambut gondrong dianggap anak jalanan dan preman. Kalau mendekati cewek, diusir bapaknya karena dianggap masa depan suram," tutur Donny.
Sementara, Ian Antono yang bergabung pada 1975 mengalami kesulitan pribadi. Saat bertandang dari Malang ke Jakarta, Ian tidak membawa gitar karena memang belum memilikinya. Setiap latihan, dia meminjam atau menyewa.
Musisi 70 tahun itu mengenang, dia juga belum memiliki kediaman tetap. Selama beberapa waktu dia menumpang di rumah Ahmad Albar, sementara beberapa waktu kemudian dia menumpang di tempat Donny.
Kesulitan lain berkaitan dengan produksi musik. Ian bercerita, mencari produser saat penggarapan album pertama sangat susah karena warna musik God Bless yang beraliran rock kala itu dianggap tidak lazim.
"Ditertawakan, ini lagu apa, dibilang lagu seperti ini mana laku dijual. Tidak patah semangat, kami terus saja (berkarya), sampai ada satu lagu yang bisa diterima masyarakat, dari situ baru God Bless dicari," kata Ian.