Putin Peringatkan Limpahan 'Islam radikal' dari Afghanistan
Putin memprediksi ada banyak orang yang lari dari Afghanistan.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pesan bagi para pemimpin Asia Tengah untuk berhati-hati. Ujaran ini ia sampaikan berkaitan dengan banyaknya masyarakat Afghanistan yang kabur dari negaranya, dan dikhawatirkan membawa limpahan 'Islam Radikal'.
Dalam pertemuan daring Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), Putin mengatakan sebuah kebijakan penting untuk menjaga "ekstremis Islam" berada di Teluk, setelah pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban, Senin (23/8) lalu.
Dilansir di Al Jazeera, Selasa (24/8), Pembicaraan darurat CSTO tentang Afghanistan diketuai oleh Presiden Tajikistan Emomali Rahmon, dan dihadiri para pemimpin dari Armenia, Belarus, Kazakhstan dan Kirgistan, yang semuanya bekas republik Soviet.
Menurut Kremlin, aliansi militer ini menyuarakan keprihatinan bahwa ISIL (ISIS) masih memiliki pijakan di Afghanistan. Mereka tetap menjadi ancaman bagi wilayah yang lebih luas.
Enam pemimpin disebut telah sepakat untuk mengoordinasikan tindakan pada situasi yang sedang berlangsung di negara itu, termasuk dalam menanggapi setiap ancaman yang muncul.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan pertemuan tersebut juga membahas implikasi dari perang saudara lain di Afghanistan, tetapi menambahkan; "Tidak akan ada yang akan campur tangan dalam peristiwa ini".
Pernyataan ini datang ketika juru bicara Taliban mengatakan kelompok itu telah mengepung Panjshir, satu-satunya dari 34 provinsi Afghanistan yang belum jatuh ke dalam kekuasaannya.
Beberapa penentang Taliban telah berkumpul di daerah itu, yang terletak di utara ibu kota, Kabul. Termasuk di dalamnya adalah Wakil Presiden dari pemerintah yang sekarang digulingkan dan mengaku sebagai penjabat presiden, Amrullah Saleh; serta putra komandan yang terbunuh dari koalisi Aliansi Utara anti-Taliban yang bermitra dengan Amerika Serikat untuk mengusir kelompok itu dari kekuasaan pada 2001, Ahmad Massoud.
Putin sebelumnya telah menyuarakan keprihatinan mengenai situasi di Afghanistan. Pekan lalu, ia memperingatkan runtuhnya situasi keamanan dapat membuat "teroris" memasuki negara-negara tetangga dengan kedok pengungsi.
"Mitra Barat kami terus-menerus mengajukan pertanyaan tentang penempatan pengungsi di negara-negara Asia Tengah sebelum memperoleh visa ke Amerika Serikat atau negara lain. Tapi siapa di antara para pengungsi ini (yang merupakan teroris)? Bagaimana kami bisa tahu?," katanya dalam pertemuan pejabat partai Rusia Bersatu yang berkuasa di Rusia, Ahad lalu.
Putin memperkirakan ratusan, ratusan ribu, atau bahkan jutaan orang mungkin ingin melarikan diri dari Afghanistan. Warga Afghanistan dan orang asing terus turun ke Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul, dalam upaya putus asa untuk melarikan diri dari pengambilalihan Taliban.
Sementara itu, ratusan orang telah melarikan diri ke Tajikistan dan Uzbekistan, yang berbatasan dengan Afghanistan.
Sumber:
https://www.aljazeera.com/news/2021/8/23/putin-warns-against-spillover-of-radical-islam-from-afghanistan