Wanita Arab Saudi Jajaki Karier Baru di Sektor Penerbangan
Perempuan Saudi menjadi pramugari bagian dari lokalisasi pekerjaan.
REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Penerbangan masih menjadi salah satu dari banyak sektor yang menawarkan peluang kerja bagi kaum wanita di Arab Saudi. Banyak wanita Saudi yang sudah mulai menjajaki karier di sektor penerbangan, di antaranya bekerja di bagian pemanduan penerbangan, peran operasional dan administratif, serta sebagai pramugari.
Perguruan tinggi resmi Saudi Airlines, Akademi Penerbangan Pangeran Sultan di Jeddah, mulai melatih pramugari wanita Saudi dua tahun lalu sebagai bagian dari upaya nasional untuk melokalisasi pekerjaan dan memberdayakan wanita. Sejak kelas tersebut dibuka, 37 pramugari Saudi lulus dan saat ini bekerja bersama rekan pria di penerbangan domestik dan internasional.
Kaum wanita selalu bekerja sebagai pramugari, akan tetapi pekerjaan itu sebelumnya terbatas bagi wanita dari negara lain. Di sekolah penerbangan tersebut, para siswa menjalani program pelatihan intensif selama dua bulan yang disesuaikan dengan persyaratan khusus, termasuk layanan pelanggan, prosedur pra-penerbangan, boarding, layanan dalam penerbangan, prosedur keselamatan dan keamanan, dan pertolongan pertama.
Bailasan Ahmad, seorang peserta pelatihan pramugari Saudi yang saat ini sedang menjalani pelatihan keselamatan di akademi tersebut, mengatakan perjalanannya menjadi seorang pramugari sangat menyenangkan. "Saya kira pekerjaan ini lebih tentang layanan dan keramahan. Tetapi selama pelatihan, saya belajar tentang keselamatan dan bagaimana menghadapi situasi mendesak yang berbeda, seperti keadaan darurat medis dan kebakaran," katanya kepada Arab News, dilansir Rabu (25/8).
Ahmad mengatakan, dia sering bepergian selama masa kecilnya dan selalu terkesan dengan pramugari yang dia temui di sepanjang jalan. Ia mengungkapkan pernah berbicara dengan pramugari dan belajar tentang pekerjaan mereka serta mengetahui mereka memiliki banyak tanggung jawab.
"Tetapi mengikuti pelatihan untuk diri saya sendiri adalah pengalaman yang berbeda dari yang saya perkirakan," ujarnya.
Ahmad mengaku bersyukur atas kesempatan ini dan bangga memperkenalkan dirinya sebagai orang Saudi yang mewakili maskapai nasional Saudi Airlines. Kualifikasi untuk wanita Saudi yang ingin melamar pekerjaan di maskapai penerbangan Kerajaan harus berusia di bawah 30 tahun, memiliki gelar sekolah menengah, dan fasih berbahasa Inggris.
Ada juga kondisi khusus lainnya yang berkaitan dengan penampilan umum dan sikap pribadi. Calon pramugari Saudi lainnya, Mee'ad Al-Baraka, mengungkapkan keinginannya menjajal kesempatan itu.
"Saya ingin menunjukkan kepada dunia bahwa wanita Saudi mampu melakukan pekerjaan seperti itu. Yang paling saya sukai dari pekerjaan ini adalah mewakili negara saya," kata Al-Baraka.
Al-Baraka mengatakan dia juga menyukai rasa tanggung jawab terhadap para tamu, memberi mereka keramahan terbaik dan fakta pekerjaannya memungkinkan dia menjelajahi dunia. Seorang pejabat di akademi tersebut mengatakan, para peserta pelatihan wanita Saudi menunjukkan kinerja yang luar biasa selama pelatihan profesional mereka dengan tingkat keberhasilan 100 persen.
Hattan Al-Sharif telah bekerja dengan Saudi Airlines sejak 2002. Dia telah menjadi instruktur pramugari dan mengajar layanan dalam penerbangan selama tiga tahun terakhir. "Saya sangat bangga dipilih sebagai salah satu instruktur yang melatih wanita Saudi dan menjadi bagian dari perubahan besar yang terjadi di seluruh Kerajaan," kata Al-Sharif kepada Arab News.
Dia mengatakan, wanita Saudi yang melamar pekerjaan itu cenderung berpendidikan tinggi dan menunjukkan keinginan yang tulus untuk menjajaki profesi tersebut. Ia bahkan mengaku sangat terkejut dengan hasil yang diperoleh dari kaum wanita Saudi.
"Mereka mengejutkan kami dengan pengetahuan dan kinerja mereka. Saya percaya bahwa tidak ada yang lebih sempurna untuk mewakili budaya dan keramahan Saudi Airlines selain para wanita Saudi," ujarnya.
Alaa Allaf, yang juga melakukan pelatihan pramugari di akademi tersebut, menjelaskan bahwa banyak orang yang masih kurang memahami tanggung jawab penting seorang pramugari. Menurutnya, ada banyak kesalahpahaman tentang pekerjaan itu.
Ia mengungkapkan, beberapa orang berpikir pramugari memasak makanan, tetapi mereka sebenarnya tidak memasak. Tanggung jawab utama mereka terkait dengan keselamatan dan keamanan, dan memastikan semuanya berada di tempat dan posisi yang tepat di dalam kabin.
"Kami juga memastikan semua orang aman sebelum dan selama penerbangan. Itu termasuk tamu dan awak kabin," lanjutnya.
Allaf mengungkapkan, ia sebenarnya ingin menjadi pramugari pada 2016, sebelum wanita Saudi direkrut untuk pekerjaan itu. Karena itulah, ia merasa berterima kasih atas perubahan besar yang terjadi di Kerajaan, yang menawarkan kesempatan tak terbatas kepada wanita Saudi.
"Saya yakin kami akan membuktikan keunggulan dan kompetensi kami di segala bidang," ujarnya.
Awal tahun ini, Otoritas Umum Penerbangan Sipil Arab Saudi mengumumkan sebuah rencana untuk melokalisasi 10 ribu pekerjaan transportasi udara di 28 profesi khusus di seluruh sektor pada 2023, termasuk pekerjaan pramugari. Rencana ini merupakan hasil kerja sama otoritas tersebut dengan Kementerian Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Sosial untuk lebih meningkatkan sektor penerbangan.
Kedua pihak ingin mengurangi tingkat pengangguran di Kerajaan menjadi tujuh persen, sesuai dengan tujuan dari rencana reformasi dari Visi 2030. Di antara diversifikasi ekonomi Kerajaan dari minyak, Visi Saudi 2030 bertujuan meningkatkan persentase perempuan dalam angkatan kerja di negara itu menjadi 30 persen.