Tanda-Tanda Anda Mengidap Diabetes Menurut Dokter

Penderita diabetes bisa merasakan haus yang meningkat dan buang air kecil berlebihan.

dok. Farrer Park Hospital
Diabetes (ilustrasi).
Rep: Santi Sopia Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes adalah salah satu penyakit paling mematikan di Amerika. Namun penyakit ini sejatinya dapat dideteksi sejak awal. 


Dr Deena Adimoolam, ahli endokrinologi terlatih Yale, yang berspesialisasi dalam diabetes mengatakan, sangat penting untuk mengetahui risiko diabetes dan melakukan skrining sejak dini. “Tes darah sederhana dapat memberi tahu risiko Anda," kata dr Deena Adimoolam.

Jika mengalami beberapa gejala, boleh dapat langsung menghubungi profesional medis. Beberapa aktivitas fisik juga dapat membantu para penderita diabetes. Berikut tujuh gejala mengkhawatirkan yang bisa diwaspadai, seperti dilansir Eat This, Not That, Selasa (31/8): 

1. Haus berlebihan dan sering buang air kecil

Penderita diabetes sangat mungkin mengalami polidipsia. Merasa haus yang meningkat atau poliuria, juga sering buang air kecil berlebihan. Ini sangat umum, dan itu semua karena ginjal. 

Ginjal adalah organ yang menyaring dan menyerap glukosa. Ketika menderita diabetes, seseorang memiliki kelebihan glukosa. 

"Kadar glukosa yang tinggi berfungsi seperti diuretik yang menyebabkan buang air kecil berlebih. Buang air kecil berlebihan ini kemudian dapat menyebabkan rasa haus yang ekstrem dan dehidrasi jika tidak dapat memenuhi asupan cairan," kata dr Adimoolam.

Baca juga : IDAI Ungkap Tantangan Terbesar Hadapi Anak dengan Diabetes

2. Selalu merasa lapar

Merasa lapar setelah lama berolahraga atau melewatkan sarapan adalah hal yang wajar. Ternyata makanan tidak meredakan rasa sakitnya. Isitlah medis merasa lapar akibat diabetes ini disebut polifagia. "Diabetes ditentukan oleh masalah dengan hormon yang disebut insulin," kata dr Adimoolam. 

Insulin penting untuk memungkinkan glukosa masuk ke dalam sel yang dapat digunakan untuk energi. Pada diabetes tipe 1, ada kekurangan produksi insulin. Pada diabetes tipe 2 tubuh resisten terhadap efek insulin (resistensi insulin).

Karena glukosa ini tidak dapat masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi, tubuh merasa membutuhkan lebih banyak makanan untuk energi. Tetapi makan lebih banyak tidak akan membantu, melainkan meminum obat lebih dapat mengembalikan glukosa ke dalam sel yang kemudian digunakan untuk energi.

3. Penglihatan buram

Lensa mata membengkak ketika kadar gula darah tinggi dan air ditarik ke dalam lensa. Anda mungkin juga mengalami kerusakan pada pembuluh darah di retina; sehingga bisa menjadi lemah dan kurus, dan membocorkan protein lemak yang disebut eksudat. Hal ini membuat penglihatan menjadi sulit.

4. Merasa sangat lelah

Ketika glukosa darah tidak terkontrol, seseorang mungkin mengalami hiperglikemia yang dapat menyebabkan mual, napas berbau buah, sesak napas, dan mulut kering. Karena gula darah tinggi, maka orang akan merasa kekurangan energi. "Pasien dengan diabetes tidak dapat memanfaatkan kadar glukosa yang tinggi dalam tubuh untuk energi. "Inilah sebabnya penderita diabetes merasa lelah," kata dr Adimoolam.

Baca juga : Luhut Sebut Kasus Covid-19 Nasional Turun 90,4 Persen

5. Kondisi luka

Luka bukanlah apa-apa bagi kebanyakan orang, tetapi bagi penderita diabetes, itu dapat menyebabkan masalah serius, yang menyebabkan infeksi. Penderita diabetes bisa mendapatkan borok kaki misalnya, namun tidak kunjung sembuh. Mengapa? Ada hubungan langsung antara glukosa darah dan penyembuhan. "

6. Kesemutan di tangan atau kaki 

Anda mungkin mengalami mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki karena diabetes. Ini karena neuropati diabetik, kerusakan saraf yang dapat mempengaruhi sebanyak 50 persen penderita diabetes, menurut para dokter di Mayo Clinic. Anda mungkin juga mengalami nyeri atau kram. 

7. Bercak kulit gelap

Bercak-bercak pada kulit gelap, diisebut Acanthosis nigricans, bisa menjadi tanda diabetes atau jauh lebih jarang, kanker tertentu. Anda akan melihat lipatan seperti beludru biasanya di kulit, terutama di bagian belakang leher dan ketiak. 

Hal itu disebabkan resistensi insulin, yang sangat umum di antara penderita diabetes. "Terlalu banyak insulin merangsang peningkatan pertumbuhan abnormal sel-sel kulit ini," kata dr Adimoolam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler