Cara Nabi Muhammad Membesarkan Putrinya

Islam sangat melindungi hak perempuan dan memberi mereka status yang semestinya.

Republika.co.id
Cara Nabi Muhammad Membesarkan Putrinya
Rep: Meiliza Laveda Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW memiliki empat putri. Semua putrinya Muslim dan bergabung dalam hijrah ke Madinah.

Baca Juga


Keempat putrinya adalah Fatimah, Zainab, Ruqayyah, dan Ummi Kultsum. Beberapa ahli berpendapat Allah memberikan karunia anak perempuan kepada Rasulullah karena sejumlah alasan.

Sebelum masuknya Islam, orang-orang Arab menganggap memiliki anak perempuan adalah aib dan percaya bayi perempuan pantas dikubur hidup-hidup. Hal ini tercantum dalam firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 58:

وَاِذَا بُشِّرَ اَحَدُهُمْ بِالْاُنْثٰى ظَلَّ وَجْهُهٗ مُسْوَدًّا وَّهُوَ كَظِيْمٌۚ

“Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam), dan dia sangat marah.”

Allah menghendaki Nabi agar menjadi ayah dan panutan bagi anak perempuannya dan semua orang untuk mengajari masyarakat tentang hak dan status wanita yang diberikan Islam. Sementara alasan lain Nabi memiliki anak perempuan adalah untuk melindungi dirinya terhadap kemungkinan tuduhan palsu yang mengandalkan dukungan putranya karena kebiasaan orang Arab mengandalkan anak laki-laki.

 

Dulu, orang-orang Arab ingin memiliki anak laki-laki hanya karena mereka ingin seseorang membantu melindungi harta benda, martabat, dan statusnya. Mereka akan membenci memiliki anak perempuan karena mereka takut akan rasa malu dan penghinaan yang didapat.

Padahal Islam sangat melindungi hak perempuan dan memberi mereka status yang semestinya. Islam menjanjikan bagi siapa pun yang menjaga anak perempuan mereka dan memperlakukannya dengan baik akan mendapat banyak pahala.

Selain itu, membesarkan anak perempuan dan mendukung mereka salah satu cara untuk bisa masuk surga Allah. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang diadili dengan memiliki anak perempuan dan memperlakukan mereka dengan baik, maka anak perempuan ini akan menjadi perisai baginya dari api neraka,” (HR Bukhari dan Muslim).

Dilansir Islamweb, saat putri Rasullah lahir, dia sangat menantikannya dan senang. Dia merasakan kegembiraan ketika Fatimah lahir. Di sini, Rasulullah mengajarkan orang yang dikaruniai anak perempuan harus bahagia atas keturunan yang telah Allah berikan.

Orang tua harus membesarkan anak mereka dengan baik dan menikahkan mereka dengan suami yang saleh dan kompeten sehingga dia akan menerima pahala yang besar. Selama masa anak-anak, orang tua harus menjaga anak-anak mereka dan menyediakan kebutuhan fisiologis dan psikologis.

 

Pada tahap awal kehidupan anak, ibu memikul sebagian besar tanggung jawab merawat anak-anaknya. Pada usia ini, anak biasanya lebih dekat dengan ibunya.

Siti Khadijah sangat menjaga anak-anaknya. Setelah melahirkan, dia membesarkan anaknya sehingga tumbuh menjadi anak yang fasih dan berani.

Tidak seperti orang tua saat ini yang memberikan anak-anak mereka kepada pengasuh. Selama tahap masa anak-anak, orang tua harus memperkenalkan putri mereka pada ajaran Islam, aturan akidah, bacaan Alquran, sholat, dan memakai jilbab sehingga mereka akan terbiasa ketika mereka beranjak dewasa.

https://www.islamweb.net/en/women/article/149361/how-the-prophet-raised-his-daughters

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler