Kemenkop: 15,3 Juta UMKM Tergabung ke Ekosistem Digital
Pemerintah menargetkan 30 juta UMKM gabung ke ekosistem digital pada 2024.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, Gerakan Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) terbukti telah mengakselerasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tergabung ke dalam ekosistem digital. Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) mencatat, per Juli 2021 sudah ada sebanyak 15,3 juta UMKM yang melakukan digitalisasi. Angka tersebut mencapai 23,9 persen dari total UMKM di Indonesia.
Ia mengatakan, pemerintah telah menargetkan UMKM yang masuk ke dunia digital pada 2024 mencapai 30 juta UMKM. "Jadi selain untuk meningkatkan omzet para UMKM di tengah melemahnya daya beli masyarakat, kami juga ingin meningkatkan UMKM go digital serta penggunaan QRIS sebagai sistem pembayaran yang modern saat ini," ujar dia melalui keterangan resmi, Jumat (10/9).
Menurutnya, berbagai riset telah membuktikan UMKM yang bertransformasi ke dunia digital memiliki ketahanan lebih stabil, efisien, dan mengalami peningkatan omzet. Hal ini sekaligus penegasan penggunaan adaptasi teknologi dan inovasi menjadi keniscayaan bagi UMKM pada masa mendatang.
Melalui sinergi bersama antara pemerintah baik pusat atau daerah, Bank Indonesia (BI), BUMN, swasta, dan masyarakat, Teten yakin Indonesia akan menjadi negara yang kokoh dan mandiri ke depannya. "Sinergi dan kolaborasi pemerintah, BI, BUMN, swasta, dan lainnya harus menjadi gerakan bersama di seluruh Indonesia. Mari kita rawat optimisme demi perekonomian yang kokoh dan mandiri," tegas dia.
Pada waktu sama, Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono menambahkan, melalui digitalisasi, sebanyak 20 persen UMKM binaan BI mengalami peningkatan penjualan di masa pandemi. Selain itu, lebih dari 50 persen UMKM tersebut telah berorientasi ekspor.
"Program digitalisasi yang kami lakukan itu secara end to end dan bersinergi dengan berbagai pihak. Kita dorong terus digitalisasi UMKM dari hulu ke hilir," ujar Doni.
Beberapa program yang dilakukan oleh BI di antaranya e-producing melalui digital farming yakni pemanfaatan teknologi dalam mendukung proses produksi pertanian. Kedua, program yang dilakukan adalah mendorong on boarding UMKM ke platform penjualan digital. Ketiga, e-financing bagi UMKM agar mendapatkan opsi pembiayaan salah satunya dengan kolaborasi antara bank dan fintech.
"Terakhir yang paling penting digital payment melalui opsi alat pembayaran digital yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal yaitu QRIS. Beberapa program ini pada akhirnya kita harapkan dapat mencatatkan torehan positif bagi UMKM," tuturnya.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menekankan, pemanfaatan digitalisasi menjadi keharusan bagi UMKM di Lampung. Pasalnya, berdasarkan survei BI terhadap 2.970 responden, sebanyak 70,3 persen UMKM yang memanfaatkan platform digital mampu bertahan di tengah kondisi pandemi Covid-19.
"Provinsi Lampung telah memberdayakan 192.234 UMKM yang tersebar di 15 kabupaten/kota di Lampung. Program yang dilakukan antara lain pendampingan dan kemitraan, penguatan kelembagaan, fasilitasi pembiayaan, jaringan usaha, dan pemasaran berbasis digital. Hal inilah yang kami lakukan untuk mengembangkan UMKM di Lampung," ujarnya.