Selebrasi Dead Fish Medvedev dan Mimpi Djokovic yang Sirna

Daniil Medvedev sudah merencanakan selebrasi yang tidak biasa agar tak membosankan.

EPA-EFE/JOHN G. MABANGLO
Daniil Medvedev mengangkat trofi juara US Open 2021.
Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- 'Menang dan Mati', mungkin layak menjadi slogan dari juara Grand Slam AS Terbuka (US Open) 2021 Daniil Medvedev. Dia tiba-tiba jatuh tergeletak dengan mata terpejam dan lidah terjulur keluar usai memastikan kemenangan atas petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, di final tunggal putra yang digelar pada Senin (13/9) dini hari WIB.

Medvedev mungkin kelelahan setelah mengalahkan Djokovic dalam tiga set langsung dengan skor 6-4, 6-4, dan 6-4. Tapi ternyata apa yang dia lakukan setelah kemenangan adalah selebrasi dead fish alias ikan mati yang ia tiru dari video game FIFA. Medvedev mengaku sudah merencanakan selebrasinya yang tak biasa itu agar tidak membosankan.

Selama upacara penghargaan, petenis asal Rusia itu mengakhiri pidatonya dengan mengatakan hanya legenda yang akan mengerti. "Selebrasi saya adalah L2 + kiri. Itu adalah kontrol untuk selebrasi dead fish di video game FIFA setelah seorang pemain mencetak gol," kata Medvedev dikutip dari ESPN, Senin.

Medvedev, yang merupakan penggemar berat permainan FIFA di PlayStation, memiliki penjelasan lanjutan yang bagus mengapa dia melakukan selebrasi itu pada konferensi pers pasca-pertandingan. Ia mengaku selama Grand Slam Wimbledon awal tahun ini, ketika dia tidak bisa tidur pada suatu malam, dia mulai berpikir tentang apa yang akan dilakukan jika menang.

Medvedev tidak mau merayakan kemenangan dengan cara yang biasa. Bahkan, dia juga telah mengobrol dengan orang-orang di ruang ganti dan mengukur minat mereka pada gagasan melakukan perayaan 'ikan mati' jika dia memenangkan gelar juara AS Terbuka.

"Mereka seperti bilang, 'Itu legendaris'," kata Medvedev. "Semua orang yang saya lihat yang bermain FIFA berpikir itu legendaris."

Prestasi yang diraihnya ini memang layak dirayakan secara 'legendaris'. Pasalnya, ini menjadi gelar Grand Slam pertama yang berhasil diraih petenis berusia 25 tahun tersebut. Ia juga menjadi petenis pria pertama asal Rusia yang berhasil merebut gelar Grand Slam sejak Marat Safin menang di Australia Terbuka 2005.

Perjuangan petenis nomor dua dunia itu memang tidak mudah. Medvedev baru berhasil meraih gelar itu pada final Grand Slam ketiganya. Sebelumnya, ia telah dikalahkan Rafael Nadal pada final AS Terbuka 2019 dan ditaklukkan Djokovic di final Australia Terbuka awal tahun ini.

Medvedev bahkan tanpa ragu mengungkapkan bahwa kemenangan yang diraihnya itu lebih manis karena ia berhasil menggagalkan ambisi Djokovic untuk menjadi petenis ketiga yang bisa menyapu bersih Grand Slam dalam satu tahun, mengikuti jejak Don Budge (1938) dan Rod Laver (1962 dan 1969).

Djokovic hanya butuh satu gelar lagi untuk mengulangi sejarah tersebut. Tapi ia harus melihat ambisinya sirna. "Kemenangan ini terasa lebih manis. Dia sedang mengincar catatan sejarah dan ternyata saya berhasil menghentikannya. Saya makin percaya diri menatap yang akan datang," kata Medvedev.

Djokovic memang beberapa kali menunjukkan rasa frustasinya dalam pertandingan tersebut. Ia bahkan berusaha mematahkan raketnya dengan memukulkannya ke lantai lapangan berkali-kali pada set kedua. Dia lantas terduduk sambil menangis setelah pertandingan. Ia mengaku sangat emosional, tapi sekaligus lega karena ini telah berakhir.

"Saya senang itu berakhir karena tekanan untuk turnamen ini. Semua harus saya tangani, secara mental, secara emosional, sepanjang turnamen dalam beberapa pekan terakhir," kata Djokovic.

Djokovic memberikan penghormatan kepada penonton yang memberikan dukungan untuknya bahkan setelah kekalahannya dalam tiga set. "Meskipun saya belum memenangkan pertandingan, hati saya dipenuhi kegembiraan. Saya adalah orang yang paling bahagia karena kalian telah membuat saya merasa istimewa di lapangan," jelasnya.


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler