WHO Tangguhkan Perizinan Vaksin Sputnik V Rusia
WHO telah menyuarakan kekhawatiran tentang kemungkinan kontaminasi di pabrik.
EPA
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Dwi Murdaningsih
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menangguhkan proses persetujuan untuk vaksin COVID Rusia, Sputnik V. Seorang pejabat regional WHO mengatakan proses pembuatan vaksinasi belum memenuhi standar yang diperlukan.
Baca Juga
Rusia pertama kali mengajukan persetujuan dari WHO untuk vaksin mereka pada bulan Februari, tetapi belum menerima Daftar Penggunaan Darurat (EUL).
WHO mengatakan mereka telah menunda persetujuan vaksinasi sampai inspeksi baru dapat dilakukan di salah satu pabrik tempat Sputnik V diproduksi. Dilansir di Euronews, Jumat (17/9), penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet menunjukkan bahwa vaksin tersebut memiliki kemanjuran 91,6 persen terhadap virus corona.
Di akun Twitter resminya, Sputnik juga mengklaim pada hari Rabu bahwa suntikan menunjukkan kemanjuran 97,2 persen selama kampanye vaksinasi di Belarus. Namun baik WHO maupun Badan Obat-obatan Eropa (EMA) menyatakan masih menunggu data lengkap dari produsen vaksin tersebut.
Berbicara pada konferensi pers untuk Pan American Health Organization (PAHO), cabang regional WHO, Asisten Direktur Jarbas Barbosa mengatakan tawaran Rusia untuk otorisasi darurat telah ditunda.
"Saat memeriksa salah satu pabrik tempat pembuatan vaksin, mereka menemukan bahwa pabrik ini tidak sesuai dengan praktik manufaktur terbaik yang baru," katanya, Rabu (15/9).
Menurut Jarbas, produsen vaksin perlu mempertimbangkan ini dan membuat perubahan yang diperlukan dan siap untuk inspeksi baru. "WHO sedang menunggu produsen untuk mengirim berita bahwa pabrik sudah memenuhi standar," tambahnya.
WHO sebelumnya telah menyuarakan kekhawatiran tentang kemungkinan kontaminasi silang dan tidak memadainya selama inspeksi di pabrik manufaktur Sputnik V di Ufa.
Pada bulan Juni, perusahaan yang mengelola pabrik, Pharmstandard, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa inspeksi sementara WHO tidak mengidentifikasi masalah kritis.
"Kami mengundang WHO untuk inspeksi lagi. Kami tetap sepenuhnya transparan dan akan melanjutkan proses pra-kualifikasi WHO," katanya.
Pada hari Rabu, Barbosa mengkonfirmasi bahwa Sputnik V harus menunggu persetujuan hingga pemeriksaan baru dapat dilakukan.
"Setiap produsen vaksin yang ingin disetujui oleh WHO harus menyerahkan semua informasi tentang kualitas dan proses pembuatannya," kata Barbosa.
Mereka perlu membuktikan bahwa situs dan tempat vaksin diproduksi, sesuai dengan praktik terbaik. Mendapatkan persetujuan dari WHO akan menjadi kesuksesan besar bagi Rusia, dan juga dapat memfasilitasi perjalanan jutaan warga Rusia yang divaksinasi.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler