Jarang Diganti, Sikat Gigi Lebih Kotor dari Dudukan Kloset
Sikat gigi sebaiknya diganti setiap tiga bulan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sikat gigi merupakan salah satu alat untuk menjaga kebersihan diri yang paling sering digunakan. Setidaknya, sikat gigi bisa digunakan dua kali dalam sehari untuk membersihkan gigi.
Menurut sebuah studi dari University of Manchester, ada lebih dari 10 juta bakteri yang bisa terkumpul di sikat gigi. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan bakteri yang terdapat pada dudukan kloset, yaitu 50 bakteri per inci persegi.
Jumlah tersebut juga jauh lebih besar dibandingkan lantai kamar mandi umum yang memiliki sekitar dua juta bakter per inci persegi. Temuan ini mengindikasikan pentingnya mengganti sikat gigi secara rutin. Sikat gigi yang jarang diganti tak hanya dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan gigi, tetapi juga kesehatan tubuh secara umum.
"Seiring waktu, bulu sikat gigi Anda akan aus akibat penggunaan, yang akan memengaruhi seberapa baik Anda menyikat gigi," ujar co founder perusahaan pengetesan mikrobioma oral Bristle, Brian Maurer, seperti dikutip dari laman Express UK, Sabtu.
Kondisi bulu sikat gigi yang kurang baik akan membuat sikat gigi tak efektif dalam mengangkat plak dan sisa makanan. Hal inilah yang kemudian dapat memberikan dampak buruk bagi kebersihan gigi dan mulut.
Salah satu alasan mengapa sikat gigi bisa memiliki sangat banyak bakteri adalah lokasi di mana sikat gigi disimpan. Salah satu contohnya adalah menyimpan sikat gigi dekat dengan toilet.
"Bila toilet terlalu dekat dengan wastafel (atau tempat menaruh sikat gigi), ada kemungkinan bahwa bakteri yang terlepas ke udara ketika menyiram toilet akan mencapai dan mengontaminasi sikat gigi Anda," jelas para ahli dari Doop.
Studi pada 2020 menunjukkan bahwa jumlah bakteri di sikat gigi tampak stagnan pada periode dua hingga12 pekan. Setelah pekan ke-12, kadar bakteri mulai mengalami peningkatan. Berdasarkan studi ini, sikat gigi sebaiknya diganti setiap tiga bulan.
Chief Operating Officer Dentaly, Amanda Napitu, mengatakan aktivitas menyiram toilet dapat memunculkan areosol yang dikenal sebagai toilet plume. Aerosol ini bisa beredar hingga 15 kaki, sebuah jarak yang umum untuk menjangkau satu ruang kamar mandi.
"Kemungkinan Anda menyimpan sikat gigi dalam rentang jarak ini," ungkap Napitu.
Salah satu cara untuk mencegah bakteri kloset menjangkau sikat gigi adalah dengan menutup tutupan kloset sebelum menekan tombol siram.
Hindari pula menaruh sikat gigi berdekatan dengan sikat gigi orang lain. Bakteri oral, termasuk yang menyebabkan penyakit gusi, bisa menyebar dari satu orang ke orang lain melalui kegiatan berciuman, berbagi alat makan, atau aktivitas lain yang dapat mentransfer air liur.
"Jadi, untuk menghindari penularan kuman dari satu orang ke orang lain, kita sebaiknya juga tidak menggunakan sikat gigi yang sama," kata Maurer.
Hal lain yang juga perlu dilakukan adalah membersihkan sikat gigi dengan baik sebelum menyikat gigi. Ahli dari Doop menyarankan agar sikat gigi dibersihkan dengan obat kumur sebelum digunakan untuk menyikat gigi.
Penggunaan obat kumur dapat membantu menurunkan jumlah bakteri yang mungkin akan tertransfer dari sikat gigi ke dalam mulut. Mouthwash efektif karena mengandung konsentrasi alkohol tinggi yang cukup baik untuk mematikan beberapa bakteri dan kuman.