Anak Yatim Piatu Akibat Covid 19 di Jabar Capai 7.200 Anak

Bantuan jangka pendek akan diberikan berupa uang tunai senilai Rp 300 ribu per orang.

Dok BMH
Bantuan kepada anak yatim dan piatu korban Covid-19.
Rep: Arie Lukihardianti Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pandemi Covid 19, tak hanya berdampak pada ekonomi. Tapi, berpengaruh pada kondisi keluarga di Jabar. Menurut Kepala Dinas Sosial Provinsi Jabar Dodo Suhendar sebanyak 7.200-an anak di Jawa Barat (Jabar) harus kehilangan orang tua akibat Covid-19 selama pandemi.


"Kami bergerak untuk memberikan santunan dan pendampingan baik jangka pendek maupun jangka panjang kepada anak-anak tersebut," ujar Dodo dalam Japri di Taman Museum Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (27/9).

Menurut Dodo, saat ini proses verifikasi dan validasi masih terus dilakukan. Namun, dari 7.200-an anak yang dilaporkan kehilangan orang tua karena pandemi Covid 19, baru sekitar 2.500 anak yang telah selesai cleansing datanya.

Menurutnya, pendampingan dan pemberian santunan akan diberikan secara proporsional kepada setiap anak yang menjadi yatim, piatu atau yatim piatu. Selain itu, istri yang ditinggal mati suaminya karena Covid-19 juga harus ada pendampingan untuk pemberdayaan kemandirian.

"Data yang kita terima kita asesmen berdasarkan kebutuhan. Karena misal ada anak yang berasal dari keluarga mampu, tetapi tetap dia butuh pendampingan psikososial dari psikolog. Ada yang ke pola asuh, dan ada yang ke pola asuh dan ekonomi dan keseluruhan," paparnya.

Dedo menjelaskan, bantuan jangka pendek akan diberikan berupa uang tunai senilai Rp 300 ribu per orang. Dinsos juga mendapatkan bantuan berupa 2.500 pasang sepatu dan sembako dari berbagai lembaga kemanusiaan dan filantropi untuk disalurkan kepada anak-anak korban Covid-19 tersebut.

"Bantuannya jangka panjangnya seperti pendidikan. Bagi anak yang berprestasi ada program Jabar Future Leaders," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
 
Berita Terpopuler