Perdana, Uni Eropa dan Arab Saudi Gelar Dialog HAM
Uni Eropa menyambut baik reformasi yang terjadi di Arab Saudi.
REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Uni Eropa (UE) menyambut baik reformasi yang terjadi di Arab Saudi dan menyoroti langkah-langkah penting yang dibuat untuk memajukan hak-hak perempuan di Kerajaan. Apresiasi itu disampaikan dalam siaran pers oleh Layanan Tindakan Eksternal Uni Eropa (EAS), layanan diplomatik Uni Eropa, pada Selasa (28/9). Apresiasi itu datang setelah dialog digelar antara Arab Saudi dan Uni Eropa di Brussels pada Senin (27/9) tentang berbagai topik.
"Uni Eropa menyambut baik reformasi yang terjadi di Arab Saudi, khususnya di bidang sosial-ekonomi, dan langkah-langkah signifikan telah diambil untuk memajukan hak-hak perempuan di Arab Saudi," demikian pernyataan EAS, dilansir di Arab News, Rabu (29/9).
Dalam dialog tersebut, perwakilan Khusus Uni Eropa untuk Hak Asasi Manusia Eamon Gilmore memimpin delegasi Uni Eropa, sedangkan delegasi Saudi dipimpin oleh presiden Komisi Hak Asasi Manusia Saudi, Awwad Saleh Al-Awwad. Perwakilan dari negara-negara anggota UE juga hadir sebagai pengamat.
"Saya memimpin bersama, dengan Al-Awwad, Dialog Hak Asasi Manusia pertama antara UE dan Arab Saudi. Sebuah agenda yang sangat besar. Komunikasi dua arah itu penting," kata Gilmore dalam cicitan di Twitter.
Seorang juru bicara Komisi Hak Asasi Manusia Saudi mengatakan kepada Arab News, bahwa Al-Awwad menyoroti reformasi paling menonjol yang dicapai di Kerajaan dalam hak asasi manusia. Ia menyoroti pada periode singkat di mana reformasi dicapai, dan menyatakan bahwa faktor terpenting yang berkontribusi pada pencapaian reformasi ini adalah kehadiran kemauan politik yang diwakili dalam arahan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Uni Eropa mendorong otoritas Saudi untuk bekerja mencapai kenikmatan penuh perempuan atas semua hak asasi manusia. Dialog tersebut mencakup reformasi peradilan yang direncanakan dan mengakui perubahan yang baru-baru ini diperkenalkan dalam sistem kafala (sponsor), termasuk reformasi undang-undang perburuhan yang mulai berlaku pada Maret 2020.
Duta Besar Uni Eropa di Riyadh, Patrick Simonnet, mengatakan pihaknya sangat senang menjadi tuan rumah Dialog Hak Asasi Manusia Uni Eropa-Kerajaan Saudi yang pertama. Menurutnya, mereka telah mempersiapkan dialog, yang dinilai unik untuk hubungan bilateral mereka.
"Kami puas melihat pertemuan itu berhasil. Ini adalah dialog hak asasi manusia pertama yang dilakukan Kerajaan (diselenggarakan) dengan mitra internasional dan kami senang itu diadakan dengan UE," kata Simonnet.
Ia mengatakan, mereka telah membahas serangkaian isu yang berkaitan dengan hak asasi manusia, termasuk reformasi baru-baru ini untuk pemberdayaan perempuan, hak-hak buruh serta reformasi yang akan datang dalam hukum pidana. Selain itu, pihaknya juga menjelaskan pekerjaan Uni Eropa di bidang hak asasi manusia. Ia menyatakan berharap dapat mengoordinasikan tindakan dengan Arab Saudi di forum internasional.
"Dialog ini dibangun di atas hubungan baik yang telah kami bangun secara lokal dengan komisi hak asasi manusia, terutama di bawah kepemimpinan Dr. Al-Awwad. Kami menantikan kerja sama yang lebih bermanfaat dan komprehensif dengan Kerajaan tentang hak asasi manusia," tambah Simonnet.
Kepala misi Saudi untuk Uni Eropa, Saad bin Mohammed Al-Arifi, menyambut baik diskusi tersebut. Ia menunjuk pada upaya yang dilakukan oleh kedua belah pihak dalam konteks HAM ini. Ia menambahkan berharap dialog ini akan mendukung hubungan yang solid antara Kerajaan dan Uni Eropa.
Komisi HAM tersebut menggarisbawahi bahwa kedua belah pihak juga meninjau reformasi yang dicapai dalam kebebasan berekspresi dan berserikat, supremasi hukum, kebebasan beragama, hak untuk bekerja, dan sarana kerja sama antara kedua belah pihak dalam kerangka Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Para kolega itu sepakat untuk mengadakan Dialog Hak Asasi Manusia selanjutnya pada 2022 di Arab Saudi.