Profil Sadiq Khan, Wali Kota Muslim Pertama London
Pada 8 Mei 2021, ia kembali memegang jabatan yang sama untuk kedua kali.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sadiq Khan terpilih menjadi Wali Kota London, Inggris menggantikan Boris Johnson pada 6 Mei 2016. Pemilihan tersebut menjadi pemilihan bersejarah karena Khan menjadi Muslim pertama yang memimpin Kota London.
Pada 8 Mei 2021, ia kembali memegang jabatan yang sama untuk kedua kali. Khan memenangkan 1.206.034 suara atau 55,2 persen. Kandidat konservatif Shaun Bailey memenangkan 977.601 suara, atau 44,8 persen. Jumlah pemilih yang memberikan suara 42,2 persen.
Berikut ini lima hal yang perlu Anda tahu tentang Sadiq Khan, dilansir dari USA Today.
Dimulai dari lingkungan miskin
Khan (50 tahun) lahir di Tooting, selatan London yang kini sudah dimodernisasi. Ayahnya seorang sopir bus dari Pakistan dan ibu seorang penjahit.
Dia dibesarkan di rumah subsidi pemerintah bersama tujuh saudaranya. Dia mengatakan tinggal di rumah subsidi membuat orang tuanya mampu membeli rumah sendiri.
London menghadapi krisis perumahan besar karena biaya sewa dan hipotik yang tinggi. Dia berjanji akan mengatasi hal ini. " Saya ingin semua warga London memiliki kesempatan seperti yang diberikan kota ini pada saya," kata anggota parlemen Tooting ini.
Baca juga : Lelaki di Surga Dapat Bidadari, Wanita Dapat Apa?
Pengacara hak asasi manusia
Setelah menyelesaikan pendidikan di Tooting, Khan mempelajari hukum di universitas di London. Ia bekerja sebagai pengacara HAM lebih dari satu dekade.
Dia menjadi konselor termuda London pada usia 23 tahun saat terpilih menjadi otoritas lokal di Tooting. Dia juga menjadi ketua Liberty, organisasi terkemuka hak asasi manusia di Inggris dan Wales selama tiga tahun.
Khan terpilih menjadi anggota Parlemen Inggris pada 2005. Dia menjadi menteri transportasi antara 2009 dan 2010.
Menjalankan ibadah sebagai seorang Muslim
Meski menjalankan ibadah seperti layaknya Muslim, Khan memberi suara mendukung pernikahan sejenis pada 2013. Keputusannya menuai ancaman pembunuhan dari ekstremis.
Dia tidak minum alkohol, namun kerap mengunjungi pub dan meminta pub tidak ditutup. Khan menikahi rekan sesama pengacara Saadiya Khan pada 1994 dan memiliki dua anak perempuan.
Dia menjadi anggota parlemen Muslim pertama yang akan dipilih pada 2005. Dia menulis buku Fairness Not Favours - How to connect with British Muslims tiga tahun kemudian.
Kampanye hitam
Lawan politik Khan dalam pemilihan wali kota London, Zac Goldsmith dituduh menjalankan kampanye hitam karena menghubungkan Khan dengan ekstremis. Goldsmith dan PM David Cameron mengatakan Khan berbagi kerangka yang sama dengan orang-orang yang berpandangan ekstrem.
Khan mengatakan tidak pernah menyembunyikan kenyataan dia pernah berurusan dengan orang-orang yang memiliki karakter tidak menyenangkan selama bekerja sebagai pengacara dan ketua Liberty. Anggota Partai Konservatif senior di London, Andrew Boff mengkritik taktik Goldsmith. Dia mengatakan tindakan Goldsmith bisa merusak hubungan partai dengan komunitas Muslim.
"Sebagai wali kota saya akan menjadi Muslim Inggris yang memerangi ekstremisme," ujar Khan.
Kontroversi 'Uncle Tom'
Sebuah rekaman tayangan saat itu mengemuka dengan Khan menyebut Muslim moderat sebagai 'Uncle Tom' dalam wawancara dengan televisi pemerintah Iran Press TV pada 2009. Saat itu dia ditanya bagaimana merangkul Muslim untuk memerangi ekstremisme.
"Kita tidak bisa memilih berbicara pada siapa, kita tidak bisa hanya berbicara pada Uncle Tom," kata Khan saat itu.
Dia kemudian mengakui dia salah menggunakan frasa itu dan menyesalinya.
Baca juga : Muslim India Hadapi Ujian Berat
Tulisan ini merupakan tayang ulang dengan modifikasi dari artikel berjudul Lima Fakta Sadiq Khan, Wali Kota Muslim Pertama London pada Sabtu, 7 May 2016 di Republika.co.id.