Pengamat: Kebiasaan Mensos Risma Marah-marah tidak Baik
Pengamat mengatakan sebagai menteri, Risma harus bisa kendalikan emosinya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Menteri Sosial Tri Rismaharini yang kembali marah-marah dengan menunjuk-nunjuk seorang pendamping PKH di Gorontalo, Sulawesi Utara, viral di media sosial. Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritongga, menilai kebiasaan Risma itu sangat tidak baik, dan sebagau menteri seharusnya Risma mampu mengendalikan emosinya terutama di depan umum.
"Kebiasaan marah-marah itu sudah terlihat sejak Risma menjadi Walikota Surabaya. Hanya saja kebiasaan marah-marahnya itu tidak banyak di ekspos di media massa dan media sosial. Akibatnya, masyarakat menilai Risma sosok pemimpin yang baik, bijaksana dan menghargai bawahannya. Padahal kebiasaan tersebut tidak baik apalagi dia menteri. Sebaiknya di reshuffle saja," katanya kepada Republika.co.id, Ahad (3/10).
Kemudian, ia melanjutkan sejak menjadi menteri, setiap Risma melampiaskan amarahnya langsung di ekspos media massa dan media sosial. Akibatnya masyarakat mengetahui watak sesungguhnya Risma.
"Pemimpin yang tidak dapat mengendalikan amarahnya tentu tidak layak menjadi pemimpin. Apalagi kalau ia sambil marah-marah mengambil keputusan, tentu akan berbahaya bagi lembaganya," ujarnya.
Selain itu, perbuatan marah-marah Risma selalu membuat gaduh. Akibatnya, masyarakat lebih tahu perilaku marahnya daripada kinerjanya. Karena hal itu sudah berulang dan selalu membuat gaduh maka Risma sesungguhnya menjadi beban bagi Presiden Joko Widodo. Dengan begitu, selayaknya Jokowi mengevaluasi Risma sebagai menteri sosial.
Sebelumnya diketahui, Aksi Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memarahi dan menunjuk-nunjuk pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Kota Gorontalo, Kamis (30/9), viral di media sosial. Gubernur Gorontalo Rusli Habibie merasa tersinggung dengan ulah emosional Mensos Risma, yang menunjuk-nunjuk warganya saat berkunjung di Kota Gorontalo.
Rusli menilai, sikap Risma tidak patut dilakukan. Selain sebagai seorang ibu, sambung dia, Risma berpangkat menteri telah memberi contoh buruk bagaimana seorang pejabat negara bersikap.
"Saya saat melihat video itu sangat prihatin. Saya tidak memprediksi seorang ibu menteri, sosial lagi, memperlakukan seperti itu. Contoh yang tidak baik," buka Rusli usai menghadiri acara Survei Indeks Kepuasan Masyarat Terhadap Kinerja Pemerintah bertempat di Hotel Maqna, Jumat (1/10), dikutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo.
Rusli mengingatkan Risma untuk menjaga sikap di depan rakyat, terlebih saat berkunjung ke kampung orang. Menunjuk nunjuk dan memarahi seorang pendamping PKH dengan emosional, membuat hati Rusli sedih.