BTS 4G di Papua Barat Sudah On Air
Indonesia berencana membangun BTS 4G di 5.204 titik di seluruh Papua.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) meresmikan menara base transceiver station (BTS) yang sudah menyala atau on air di Papua Barat. "Pemanfaatan infrastruktur telekomunikasi seperti ini harus dimaksimalkan agar lebih efisien dan produktif. Caranya adalah dengan, pertama, kerja bersama dengan pemprov maupun pemkab/pemkot agar pembangunan infrastruktur sesuai tata kota. Kedua, harus dijaga bersama-sama. Ketiga, harus dimanfaatkan dengan cara positif, dari hulu sampai hilir," kata Menteri Kominfo Johnny G. Plate, dalam siaran pers, Rabu (6/10).
BTS yang hari ini diresmikan berada di Desa Isiren, Kecamatan Rumberpon, Kabupaten Teluk Wondama; Desa Siresi, Kecamatan Soug Jaya, Kabupaten Teluk Wondama, dan Desa Kasi Indah, Kecamatan Kasih, Kabupaten Tambrauw. Ketiga BTS tersebut menggunakan sambungan transmisi melalui satelit atau VSAT. Peresmian hari ini menandai dimulainya layanan BTS 4G yang dibangun Kominfo melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI). Tahun ini, BAKTI membangun menara BTS di 4.200 lokasi yang secara bertahap akan on air.
"Kecepatan dalam menghadirkan BTS 4G on air itu penting mengingat kita sedang benar-benar menggenjot percepatan transformasi digital. Terlebih masyarakat Papua dalam program percepatan transformasi digital nasional ini mendapatkan fokus secara khusus karena pertimbangan wilayah dan tingkat digitalisasinya," kata Direktur Utama BAKTI Anang Latif, dalam keterangan yang sama.
Pemerintah berencana membangun BTS 4G di 5.204 titik di seluruh Papua dalam dua tahun ini. Sementara di seluruh Indonesia, akan dibangun BTS 4G di 7.904 lokasi.
"Jumlah 5.204 lokasi BTS 4G tersebut melengkapi ratusan BTS yang telah dibangun sebelumnya," kata Anang.
Indonesia memiliki 83.218 desa dan kelurahan, terdapat 12.548 dari jumlah tersebut yang belum terjangkau sinyal 4G. Di antara desa yang belum terjangkau akses 4G, sebanyak 9.113 desa/kelurahan merupakan wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T), yang menjadi wilayah tugas BAKTI. Lokasi tersebut baru memiliki BTS 2G atau 3G, yang perlu ditingkatkan agar bisa menangkap sinyal 4G. Data BAKTI untuk triwulan I 2021 menunjukkan masih ada 7.904 desa/kelurahan yang belum mendapatkan akses ke 4G.Lainnya, sebanyak 3.435 desa yang merupakan non-3T menjadi wilayah kerja operator seluler.