NASA akan Uji Coba Tembakan Roket ke Asteroid

Uji coba untuk mempelajari metode pertahanan jika ada asteroid membahayakan menyerang

republika
Asteroid akan menabrak bumi, (ilustrasi). NASA akan melakukan uji coba menembakan roket ke asteroid untuk mempelajari metode pertahanan jika sewaktu-waktu asteroid membahayakan menyerang bumi.
Rep: Mgrol131 Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- NASA mengumumkan, bulan depan akan meluncurkan pesawat luar angkasanya untuk menghantam asteroid. Hal ini dilakukan untuk mempelajari metode pertahanan jika sewaktu-waktu ada asteroid membahayakan menyerang bumi.

Peluncuran misi Double Asteroid Redirection Test (DART) dijadwalkan pada 25 November 2021, pukul 18.20. NASA juga mengatakan Roket SpaceX Falcon 9 yang dipakainya pada uji coba ini akan diluncurkan dari Pangkalan Luar Angkasa Vandenberg Amerika, sekitar 80 kilometer barat laut Santa Barbara, California.

Badan Penerbangan dan Antariksa milik Amerika Serikat ini menargetkan sepasang asteroid yang mengorbit matahari dan kadang-kadang mendekati bumi. Sebenarnya, asteroid tidak cukup dekat untuk menimbulkan ancaman, tetapi kedekatannya terhadap bumi membuat mereka menjadi objek yang cocok untuk pengujian.

“Kami akan memastikan bahwa batu dari luar angkasa tidak membuat kami kembali ke Zaman Batu,” ujar Thomas Statler, seorang ilmuwan NASA lewat podcast milik badan tersebut, dilansir dari Stuff.co.nz.

Didymos adalah salah satu asteroid yang besarnya dua kali daripada asteroid. Didymos ini berukuran 800 meter dengan “moonlet” lebih kecil yang disebut Dimorphos. Dimorphos ini berukuran sekitar 150 meter, yang mana ukuran tersebut sangat khas daripada asteroid yang dapat menimbulkan ancaman signifikan untuk bumi.

Thomas Statler juga mengatakan bahwa Dimorphos ini belum tentu asteroid yang akan menyebabkan efek yang menghancurkan bumi. Justru, peluncuran Roket SpaceX Falcon 9 ini sebagai ujicoba untuk memastikan kemampuan NASA menghadapi ancaman asteroid di masa depan.

Misi DART bertujuan untuk mencapai Dimorphos dengan kecepatan hampir 24 ribu kilometer perjam. Hal tersebut dilakukan agar dapat mengubah orbit satu persen, sehingga meski dengan perubahan kecil namun signifikan dan memungkinkan ilmuan mengamati dengan teleskop dari bumi.

Statler mengatakan bahwa NASA akan mendeteksi asteroid yang dapat berisiko bagi bumi, namun sejauh ini mereka belum menemui risiko seperti itu hingga kira-kira seratus tahun ke depan. Tetapi jika ada potensi demikian, maka mereka akan berusaha untuk menabrak dan mengubah arah asteroid, dibanding menghancurkannya secara keseluruhan.

Pesawat ruang angkasa DART akan mengorbit di luar angkasa selama lebih dari setahun sebelum menabrak Dimorphos sekitar akhir September tahun depan. Namun sebelum mengorbit, mereka akan melepaskan diri dari Roket SpaceX.

DART akan menabrak Dimorphos saat pasangan asteroid sudah cukup dekat dengan bumi, yakni sekitar 11 juta kilometer. Saat itulah para ilmuwan akan mampu melihatnya.

Pada saat interaksinya di luar angkasa nanti, pesawat ruang angkasa DART akan direkam oleh satelit Italia seberat 14 kilogram. Meskipun tabrakan yang direncanakan tidak langsung menghentikan asteroid yang berpotensi menghancurkan bumi, namun misi ini akan menjadi sebuah “sejarah”.



“Ini akan menjadi pertama kalinya umat manusia benar-benar mengubah sesuatu di luar angkasa. Kami telah meninggalkan jejak kaki dan jejak pencapaian dan hal-hal seperti itu (luar angkasa). Tetapi ini akan menjadi pertama kalinya umat manusia mengubah gerakan benda langit,” tutup Statler.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler