Penghimpunan ZIS Dompet Dhuafa Tetap Positif
DD berharap tumbuhnya ekonomi memberi ruang masyarakat berdonasi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa (DD), Bambang Suherman, mengatakan penghimpunan Zakat infak dan sedekah (ZIS) DD masih mengalami pertumbuhan di 2021, meskipun memang saat ini masih berada dalam pandemi Covid-19.
"Kalau untuk Dompet Dhuafa secara akumulasi, bulan per bulan dalam tahun berjalan, masih tetap mengalami angka positif jadi masih tumbuh," kata Bambang pada Kamis (7/10).
Kendati demikian, tidak semua penghimpunan tetap mengalami kenaikan. Dia mengatakan, untuk infak kemanusiaan yang bersifat darurat mengalami penurunan, sedangkan zakat masih tetap stabil, dan infak tematik masih tetap bertumbuh.
"Yang gini adalah indikasi untuk meyakinkan kita bahwa sebenarnya masih ada optimistme bahwa penghimpunan masih tetap bisa tumbuh dalam situasi yang sulit," kata dia.
Bambang mengungkapkan, situasi saat ini dengan peningkatan jumlah kemiskinan, bertambahnya jumlah pemutusan kerja, dan menurunnya kemampuan belanja masyarakat, hal ini memberikan proyeksi yang tidak optimistis terhadap penghimpunan ZIS. Namun DD masih berharap dengan tumbuhnya perekonomian masih tetap memberikan ruang bagi masyarakat untuk terus berdonasi.
"Karena hari ini juga sebenernya bersamaan dengan menguatnya pandemi di era dua tahun terakhir, menguat juga keingnan masyarakat untuk saling membantu, bahkan sangat lazim kita jumpai inisiatif-inisiatif mandiri dari masyarakat yang dilakukan untuk memberikan bantuan kepada tetangga yang mengalami tekanan akibat pandemi, dan ini ada yang dikoordinasi menjadi gerakan bersama hubungkan dengan lembaga zakat, dan ada yang juga melakukan proses secara per orangan," ucap Bambang.
Dia mengatakan, untuk kanal transaksi yang menguat dalam dua tahun terakhir yakni kanal berbasis digital. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan perilaku transaksi masyarakat.
"Baik landing page, ecommerce, funding dan lain-lain ini sebenarnya terkoreksi. Maka segala sesuatunya menggunakan instrumen digital baik transaksi makanan, pakaian, barang-barang kebutuhan dan lain-lain itu sudah menggunakan mekanisme digital. Maka transaksi yang berbasis donasi juga menggunakan format dan behavior yang sama," kata Bambang.