Betapa Nikmatnya Menjadi Orang Pandai Bersyukur

Syukur adalah tanda keimanan seseorang kepada Allah.

Republika.co.id
Menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur (ilustrasi)
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bersyukur adalah salah satu ibadah hati yang paling utama dalam Islam. Syukur tidak hanya sekadar mengucapkan "alhamdulillah," tetapi juga meliputi pengakuan hati, ucapan lisan, dan perbuatan yang mencerminkan rasa terima kasih kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan.

Baca Juga


Dalam Alquran, Allah SWT berfirman, yang artinya, "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.'" (QS Ibrahim: 7).

Syukur memiliki keutamaan yang besar dalam Islam. Pertama, syukur adalah tanda keimanan seseorang. Seorang yang pandai bersyukur berarti ia menyadari bahwa segala sesuatu yang ia miliki berasal dari Allah SWT. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam QS An-Nahl: 18, "Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang." Dengan bersyukur, seorang hamba mengakui kebesaran Allah dan ketergantungannya pada Sang Pencipta.

Kedua, syukur menjadi penyebab bertambahnya nikmat. Sebagaimana janji Allah dalam QS Ibrahim: 7, orang yang bersyukur akan diberikan tambahan nikmat, baik nikmat material maupun spiritual. Nikmat spiritual seperti ketenangan hati, kebahagiaan, dan kedekatan dengan Allah sering kali lebih bernilai daripada nikmat duniawi.

Ketiga, syukur melindungi seseorang dari sifat kufur nikmat. Kufur nikmat adalah sikap mengingkari atau tidak mengakui nikmat Allah, yang dapat mengundang murka-Nya. Dengan bersyukur, seorang hamba terhindar dari sikap sombong dan lupa diri, serta selalu mengingat bahwa segala keberhasilan dan kebahagiaan yang ia rasakan adalah anugerah dari Allah.

Keempat, syukur mendatangkan ridha Allah. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah ridha terhadap hamba yang apabila makan ia memuji-Nya, dan apabila minum ia memuji-Nya." (HR Muslim). Dengan bersyukur, seorang hamba menunjukkan kecintaannya kepada Allah, dan hal ini akan mendatangkan keridhaan-Nya.

Terakhir, syukur membawa keberkahan dalam hidup. Nikmat yang disyukuri akan menjadi berkah, artinya nikmat tersebut tidak hanya dirasakan secara materi, tetapi juga memberikan ketenangan dan kebahagiaan yang mendalam. Sebaliknya, nikmat yang tidak disyukuri justru bisa menjadi sumber kegelisahan dan ketidakpuasan.

Dalam kehidupan sehari-hari, syukur juga dapat diwujudkan melalui sikap qanaah, yaitu merasa cukup dengan apa yang telah diberikan Allah. Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup, dan Allah menjadikannya merasa puas dengan apa yang diberikan kepadanya" (HR Muslim).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler