Air Klorofil Kembali Populer di TikTok, Benarkah Berkhasiat?

Air klorofil sempat populer pada 2016.

Boldsky
Minum air putih. Belakangan, pengguna TikTok banyak yang mempromosikan air klorofil sebagai minuman berkhasiat.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kombinasi cairan klorofil dan air putih mulai dikenal luas sejak 2016. Kala itu, ada cukup banyak selebritas yang mengklaim bahwa air klorofil memiliki beragam khasiat bagi kesehatan dan kecantikan.

Kini, air klorofil kembali menjadi perbincangan hangat di antara para pengguna media sosial TikTok. Menurut video-video yang mereka unggah, para TikToker mengklaim bahwa air klorofil memiliki manfaat kecantikan, seperti mengobati jerawat dan peradangan kulit serta mengurangi bau badan.

Selain itu, air klorofil juga diklaim dapat mencegah kanker dan mendukung kesehatan usus. Beberapa video TikTok paling populer mengenai air klorofil bahkan mendapatkan sekitar 1,5-2 juta like hingga saat ini.

Kebanyakan dari video tersebut menampilkan perubahan kulit setelah para TikToker meminum air klorofil secara rutin. Profesor di bidang psikologi dari Occidental College Andrew Shtulman mengungkapkan beberapa alasan mengapa air klorofil bisa dengan mudah disukai dan menjadi populer. Salah satunya ialah air klorofil identik dengan kesan alami dan murni.

Baca Juga



"Karena Anda mengonsumsi air putih dan menambahkan sesuatu (ke dalamnya) yang berasal dari tanaman, yang secara naluriah akan dipandang sebagai sesuatu yang murni," ujar Shtulman, seperti dikutip Huffington Post, Selasa (12/10).

Alasan lainnya, meminum air klorofil dipandang sebagai sesuatu yang menyehatkan, seperti halnya mengonsumsi sayuran atau berolahraga. Akan tetapi, meminum air klorofil jauh lebih mudah untuk dilakukan dibandingkan dengan menyantap sayuran atau berolahraga.

Perlu dipahami, tak ada satu hal pun yang dapat menjadi solusi untuk semua masalah. Hal ini juga berlaku untuk air klorofil, terlepas dari fantastisnya klaim-klaim kesehatan dan kecantikan seputar minuman tersebut.

"Setiap orang dapat membuat klaim apa pun mengenai suplemen klorofil," ujar ahli gizi Judy Simon.

Menurut Simon, klorofil cair biasanya mengandung chlorophyllin, yaitu klorofil semi sintetis yang berbeda dengan klorofil dari tanaman. Kandungan ini yang memungkinkan klorofil cair bisa larut dalam air.

Sejauh ini, Simon mengatakan, studi mengenai efek klorofil lebih fokus pada pengaplikasikan topikal di kulit, bukan dicerna. Selain itu, studi-studi ini umumnya hanya melibatkan partisipan yang sedikit, maksimal 10 orang.

Ahli dermatologi Joyce Park mengatakan, klorofil memang memiliki potensi manfaat bagi kulit karena sifat antioksidannya dapat membantu melawan penuaan. Sifat antiinflamasi yang dimiliki klorofil pun dinilai dapat membantu mengobati jerawat.

Hanya saja, Park menekankan perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk membuktikan potensi manfaat dari penggunaan klorofil, baik secara topikal atau pun oral. Berdasarkan hal ini, Park menganjurkan agar orang-orang tidak menjadikan klorofil sebagai satu-satunya asupan antioksidan atau obat jerawat.

Selain itu, asupan klorofil tak harus didapatkan dari klorofil cair saja. Manfaat klorofil alami juga bisa didapatkan dengan mengonsumsi sayuran hijau, meminum matcha, atau mengonsumsi spirulina.

Pada sebagian orang, minum air klorofil dapat memicu efek samping berupa diare atau kotoran menjadi berwarna hijau. Ada pula yang mengalami reaksi alergi atau kram perut hingga membutuhkan pertolongan medis.

Park menjelaskan, minum air klorofil kemungkinan tak akan merusak kulit. Namun, dia mengatakan, masih belum diketahui seperti apa efek jangka panjang dari konsumsi chlorophyllin dari air klorofil.

Sejauh ini, data menunjukkan bahwa batas aman konsumsi chlorophyllin adalah 300 mg per hari selama tiga bulan. Selain itu, Simon mengatakan belum ada data yang mengungkapkan keamanan konsumsi chlorophyllin pada ibu hamil atau menyusui. Oleh karena itu, ibu hamil dan menyusui sebaiknya tak meminum chlorophyllin terlebih dahulu.

Hindari pula konsumsi air klorofil bersamaan dengan obat yang meningkatkan sensitivitas cahaya, seperti beberapa obat antidepresan atau obat tekanan darah tinggi. Bila dilakukan, chlorophyllin dapat meningkatkan risiko terjadinya sunburn atau kulit terbakar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler