BPIP: Bedah Musik Kebangsaan Efektif Bagi Milenial

Kegiatan bedah musik dinilai tepat untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan

BPIP
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Selasa (12/10), menggelar acara bedah musik bertajuk Bedah Musik Kebangsaan Sosialisasi Nilai-Nilai Pancasila Lewat Musik 2021. Acara yang digelar di Auditorium Andi Hakim Nasution IPB University, Bogor, juga terselenggara atas kerja sama dengan Indonesia Care dan Sinergy Foundation.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Selasa (12/10), menggelar acara bedah musik bertajuk Bedah Musik Kebangsaan; Sosialisasi Nilai-Nilai Pancasila Lewat Musik 2021. Acara yang digelar di Auditorium Andi Hakim Nasution IPB University, Bogor, juga terselenggara atas kerja sama dengan Indonesia Care dan Sinergy Foundation.


Sekretaris Institute IPB University Aceng Hidayat mengatakan, kegiatan bedah musik seperti ini cocok dan efektif untuk menanamkan nilai kebangsaan dan sejalan dengan jiwa milenial."Dibanding dengan kami dulu yang belajar Pancasila paket 15 jam saat masuk kampus dan paket 100 jam saat masuk PNS," kata Aceng.

Aceng mengatakan, di zaman multimedia seperti sekarang ini, memang diperlukan terobosan dalam mengenalkan Pancasila. Khususnya, ke generasi penerus.

"Mudah-mudahan dengan dengan bedah musik kebangsaan dari BPIP memberikan manfaat lebih baik dan menginternalisasi sehingga nilai Pancasila bisa kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari," kata Aceng.

Aceng menegaskan, IPB sendiri menegaskan sebagai kampus Pancasilais. Ini karena IPB menanamkan nilai-nilai Pancasila ke setiap mahasiswanya.

Misalnya, IPB mewajibkan mahasiswa baru untuk masuk asrama selama satu tahun. Dan, di asrama itu, mereka dicampur dengan mahasiswa lain yang berbeda etnis. 

Kemudian, ada Gebyar Nusantara yang diselenggarakan setiap tahun. Di acara itulah ditampilkan atraksi daerah seperti kesenian dan kulinernya. 

Sementara, Plt Sekretaris Utama BPIP Dr Karjono mengatakan, dulu orang mengenal Pancasila dengan doktrin seperti hafalan dan pelajaran konstitusi. "Tapi kalau diajarin seperti itu lagi, generasi milenial bisa tidur," kata Karjono.

Makanya, lanjut Karjono, ada tawaran dari Presiden Jokowi untuk menyosialisasikan Pancasila dengan sejumlah hal. Misalnya, dengan kuliner, kesenian, dan film atau animasi."Itu adalah sentuhan dari presiden supaya generasi milenial tersentuh Pancasila," kata Karjono. 

Karjono mengatakan, dengan bedah musik ini, ada beberapa hal yang diharapkan kepada para pemuda.  Yakni, ingat Pancasila sebagai perjanjian bangsa, ingat Bhineka Tunggal Ika, ingat NKRI, dan ingat UUD 1945. "Ini harus kita pegang teguh," kata Karjono.  

Sementara itu, Ketua Komisi II DPR Ahmad Doli Kurnia mengatakan, beberapa tahun lalu dia mendirikan Sinergy Foundation. Kemudian, dia berinteraksi dengan sejumlah musisi yang memiliki idealisme seperti Pay Burman dan Ari Lasso yang sudah bergabung dalam Indonesia Care.

"Mereka musisi tapi idealismenya soal Pancasila tak perlu diragukan. Bagi mereka musik harus menjadi alat propaganda," katanya.

Akhirnya, Sinergy Foundation dan Indonesia Care bekerja sama dengan membuat album lagu-lagu bertema kebangsaan. Ada lima lagu bertema kebangsaan dan empat lagu nasional yang didaur ulang.

"Musik harus menjadi bahasa universal untuk mengenalkan Indonesia," kata Doli.

"Sebisa mungkin kita masuki gaya dan keinginan tren anak-anak muda sekarang," tambahnya.

Kemudian, BPIP menangkap upaya mengenalkan Pancasila melalui musik ini dan digelarlah bedah musik untuk mengenalkan nilai-nilai Pancaila. "Ini sudah keempat kali, pertama di Unpad, kedua UI, ketiga Untirta, dan keempat IPB. Mungkin nanti juga bisa digelar di SMA dan pesantren untuk menyampaikan nilai-nilai Pancasila melalui musik," kata Doli.

Pada acara ini, ditampilkan pertunjukan musik dari musisi yang tergabung dalam Indonesia Care. Para musisi ini membawakan lagu-lagu nasional dengan aransemen kekinian. Di antaranya lagu Bangun Pemudi Pemuda dan Rayuan Pulau Kelapa. Kemudian, digelar bedah lagu Bangun Pemudi Pemuda karangan Alfred Simanjuntak oleh Ahmad Doli Kurnia.

Hadir pada acara ini Rektor IPB Prof Arif Satria dan Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP M Akbar Hadiprabowo. Kemudian, dihadiri juga oleh para mahasiswa IPB.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler