Satu Makanan yang Harus Dihindari oleh Pengidap Hipertensi
Pengidap hipertensi perlu menjalani diet untuk mengontrol tekanan darahnya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hipertensi sering disebut sebagai "the silent killer" karena sering terjadi tanpa gejala signifikan. Alhasil, penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap tekanan darah tinggi.
Meski begitu, pada sebagian orang, hipertensi ditunjukkan dengan adanya sakit kepala, mimisan, atau sesak napas. Tekanan darah tinggi terjadi ketika pembuluh darah menekan pembuluh darah dengan sangat kuat.
Jika tidak terkontrol, hipertensi juga bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah, seperti penyakit jantung, strok, ginjal, hingga kematian. Karenanya pengobatan hipertensi merupakan hal penting, dan salah satunya bisa dilakukan dengan mengubah gaya hidup, termasuk konsumsi makanan bergizi seimbang, rutin olahraga, kurangi alkohol, dan berhenti merokok.
Tapi ada satu makanan khusus yang harus betul-betul dihindari oleh penderita hipertensi, yaitu makanan berkadar garam tinggi. Garam di dalam makanan bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan strok.
Dilansir laman Express UK, Kamis (14/10), Layanan Kesehatan Inggris (NHS) merekomendasikan orang dewasa tidak makan lebih dari 6 gram garam sehari. Ini setara dengan sekitar satu sendok teh.
Beberapa makanan yang hampir selalu tinggi kandungan garamnya antara lain teri, keju, zaitun, daging dan ikan asap, acar, udang, kecap, ekstrak ragi, kacang asin, dan ikan asin. Jadi, usahakan Anda mengurangi konsumsi makanan tersebut.
Kandungan garam dapat sangat bervariasi tergantung merek atau variasi roti, saus pasta, pizza, fast food, sandwich, sosis, mayones, dan sereal. Anda bisa memilih produk yang kandungan garamnya lebih rendah dengan memerhatikan label nutrisi.
Makanan dalam kemasan juga biasanya memiliki informasi nutrisi berkode warna untuk menunjukkan apakah kandungan garamnya hijau (rendah), kuning (sedang) dan merah (tinggi). Jadi cobalah lebih peduli dengan kesehatan Anda dengan membatasi asupan garam/sodium.
Selain membatasi asupan garam, perubahan gaya hidup lainnya juga perlu dipraktikkan demi mengurangi tekanan darah tinggi. Misalnya dengan mengonsumsi makanan yang sehat, mengurangi alkohol, menjaga berat berat tetap ideal, berolahraga secara teratur, mengurangi kafein, dan berhenti merokok.
Tekanan darah berada di kategori normal kalau pembacaannya sekitar 120/80. Orang disebut bertekanan darah tinggi kalau angkanya di atas 140/90.
Baca juga : 9 Perubahan Bentuk Feses yang Perlu Diwaspadai
Jumlah penderita hipertensi pada kelompok dewasa berusia 30-79 tahun di dunia mengalami peningkatan dari 650 juta menjadi 1,28 miliar dalam 30 tahun terakhir. Hampir setengah dari penderita hipertensi tersebut tak tahu bahwa mereka mengidap hipertensi.
Data ini ditemukan melalui analisis global komprehensif yang dipimpin oleh Imperial College London dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Studi yang dipublikasikan di jurnal The Lancet ini berlangsung sejak 1990 hingga 2019 dan melibatkan data lebih dari 100 juta orang berusia 30-79 tahun di 184 negara.
Data yang terkumpul dalam studi ini dapat memberikan gambaran mengenai 99 persen dari populasi global. Oleh karena itu, temuan dalam studi ini memberikan ulasan tren hipertensi global terkini yang paling komprehensif.
Hasil studi menunjukkan bahwa Kanada, Peru, dan Swiss merupakan negara dengan prevalensi hipertensi terendah di dunia pada 2019. Prevalensi hipertensi tertinggi pada perempuan di dunia ditemukan pada negara Republik Dominika, Jamaika, serta Paraguay. Sedangkan prevalensi hipertensi tertinggi pada laki-laki di dunia ditemukan di Hungaria, Paraguay, serta Polandia.