Putin: China tak Perlu Pakai Kekuatan untuk Taklukan Taiwan
Putin sebut China sebagai negara dengan ekonomi yang sangat kuat.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, China tak perlu menggunakan kekuatan untuk melakukan reunifikasi dengan Taiwan. Menurutnya, dengan kemampuan perekonomian mereka Beijing mampu mencapai tujuan nasionalnya.
“Saya pikir China tidak perlu menggunakan kekuatan. China adalah ekonomi yang sangat kuat,” kata Putin dalam sebuah wawancara dengan CNBC di sela-sela Russian Energy Week Conference pada Rabu (13/10).
Putin mengungkapkan, dalam hal paritas pembelian, saat ini China menempati posisi pertama di dunia mengungguli Amerika Serikat (AS). “Dengan meningkatkan potensi ekonomi ini, Cina mampu melaksanakan tujuan nasionalnya. Saya tidak melihat ada ancaman,” ujarnya.
Sebelumnya Presiden China Xi Jinping berjanji mewujudkan reunifikasi dengan Taiwan. Namun dia tidak menyinggung apakah hal itu bakal dilakukan dengan cara damai atau menggunakan kekuatan.
Saat berbicara di Beijing's Great Hall of the People, Xi mengatakan rakyat China memiliki “tradisi mulia” dalam menentang separatisme. “Separatisme kemerdekaan Taiwan adalah hambatan terbesar untuk mencapai penyatuan kembali tanah air, dan bahaya tersembunyi paling serius bagi peremajaan nasional,” ujarnya, Sabtu (9/10).
Xi mengatakan, tugas historis reunifikasi China sebagai tanah air harus dipenuhi. “Ini pasti akan dipenuhi,” ucapnya.
Sebelumnya Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, pihaknya tak mencari konfrontasi militer. Tapi Taiwan siap melakukan apa pun untuk mempertahankan kemerdekaannya. Tsai mengungkapkan, Taiwan berharap dapat hidup berdampingan secara damai, stabil, dan dapat diprediksi dengan tetangganya. "Tapi Taiwan juga akan melakukan apa pun untuk mempertahankan kebebasan dan cara hidup demokratisnya," ujarnya.
Dia menekankan, kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik membutuhkan lingkungan yang damai, stabil, dan transparan. "Namun kawasan ini juga membawa ketegangan baru dan kontradiksi sistemik yang dapat berdampak buruk pada keamanan internasional serta ekonomi global jika tidak ditangani dengan hati-hati," ucapnya.
Tsai menyatakan, Taiwan akan bekerja sama dengan negara-negara regional lainnya guna memastikan stabilitas. “Taiwan berkomitmen penuh untuk berkolaborasi dengan pemain regional untuk mencegah konflik bersenjata di Cina Timur, Laut Cina Selatan, dan di Selat Taiwan," ujarnya.