Islamophobia dan Romansa Nassar - Jennifer Gates,

Kisah-kisah pernikahan yang menembus batas Islamophobia

DN.India
Jennifer Gates dan Nayal Nassar
Red: Muhammad Subarkah

IHRAM.CO.ID, Oleh: Uttiek M Panji Astuti, Penulis dan Treveller.


Putri Miliader Bill Gates, Jennifer Gates, melangsungkan pernikahan dengan atlet berkuda Mesir, Nayel Nassar (30 tahun). Pernikahan berlangsung secara Islam pada Jumat (15/10) di perkebunan keluarga seluas 142 hektare di North Salem, New York.

Dilansir laman Daily Mail, pada Sabtu (16/10), kedua pasangan muda tersebut menggelar resepsi pernikahan di kediaman Jennifer di Weschester, New York. [Republika, 17/10].

Nayel Nassar lahir di Chicago, Amerika Serikat. Ia berasal dari keluarga jutawan yang memiliki bisnis arsitektur dan desain di Kuwait. Sejak kecil ia menguasai tiga bahasa Arab, Prancis dan Inggris. 

Ia mulai gemar berkuda sejak usia 5 tahun dan tercatat mewakili negaranya, Mesir, di Olimpiade Tokyo 2020. Dalam daftar Federasi Olah Raga Berkuda Internasional ia berada di urutan 44 pemain dunia. Olahraga berkuda yang mempertemukannya dengan Jennifer di kampus mereka di Stanford.

Pernikahan keduanya menjadi headline berbagai media internasional. Tak seperti pernikahan anak miliader pada umumnya, yang menjadi sorotan adalah mereka menikah secara Islam. Itu yang menjadi bahan pembicaraan di tengah Islamphobia.

Pernikahan ini berefek secara politis. Karena Bill Gates bukan sekadar miliader, namun teknologi yang dikuasai perusahaannya ikut menentukan merah-birunya warna dunia. 

Sistem operasi WIndows 10 saat ini digunakan oleh 1,3 miliar penduduk bumi. Bertambah 300 juta pengguna dari tahun sebelumnya.

Pernikahan serupa pernah nyaris terjadi dan konon sampai harus “digagalkan” melalui sejumlah teori konspirasi. Walaupun sampai sekarang tidak ada yang bisa membuktikannya secara pasti.

Yakni ketika santer terdengar kabar Putri Diana akan dinikahi Dody Al Fayed. Dari namanya sudah jelas Dody adalah keturunan Arab dan juga seorang Muslim.

Keluarga kerajaan menentang keras, salah satu perkataan ibu suri yang terkenal, “Bagaimana mungkin penerus tahta kerajaan mempunyai ibu seorang Muslim?”

Pernikahan yang memberikan implikasi politis tak hanya terjadi di abad modern ini saja. Salah satu pernikahan paling mulia di muka bumi, yakni pernikahan Rasulullah SAW dengan Ibunda Shofiyah binti Hay  adalah contohnya.

Ibunda Shofiyah adalah sayyidah (wanita terhormat) dari Bani Quraidzah dan Bani Nadzir. Ayahnya kepala kabilah Yahudi yang sangat dihormati. Saat tertawan karena kalah perang, para sahabat mengatakan, “Ia hanya layak untukmu yaa Rasulullah SAW."

Rasulullah SAW kemudian meminang dengan cara yang sangat romantis, yakni dengan mengulurkan serbannya dan diterima Ibunda Shofiyah. 

Dampaknya sungguh luar biasa, dari pernikahan itu, banyak Yahudi Bani Quraidzah dan Bani Nadzir yang memutuskan bersyahadat.

Pernikahan berimplikasi politis juga dilakukan Sultan Sulaiman Al Qonuni dengan perempuan Romawi. Semenjak Sultan Sulaiman berkuasa, perluasan wilayah Utsmani terus masuk ke jantung Eropa.

Sejak saat itu pernikahan dengan gadis-gadis Romawi acap terjadi. Konon, dari pernikahan-pernikahan itulah yang menghasilkan keturunan orang-orang Turki ganteng dan cantik seperti yang kita saksikan hari ini.

Perempuan cantik itu bernama Alexandra Lisowska, berasal dari Rohaytn, Polandia, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Roxelana bergelar Hurem Sultan.

Ia adalah istri yang paling dicintai. Bukan sekadar karena kecantikannya, namun juga karena kesalehan, kecerdasan dan kemurahan hatinya.

Wakaf dan amal jariyahnya yang luar biasa sering disandingkan dengan Zubaidah binti Ja'far, istri Khalifah Harun Al Rasyid. 

Hurem Sultan membangun hamam atau pemandian umum The Haseki Hurrem Sultan Hamami untuk melayani masyarakat yang sedang berada di Aya Sophia. 

Di Baitul Maqdis, ia mendirikan Yayasan The Haseki Sultan Imaret pada 1551 M. Sebuah dapur umum untuk memberi makan orang miskin dan yang membutuhkan.

Belum lama dokumentasi surat-surat cinta mereka dipublikasikan oleh pemerintah Turki. Dari medan jihad pun, Sultan Sulaiman masih sempat menuliskan bait-bait puisi nan romantis untuk istri tercintanya (saya pernah menuliskan kisah ini beberapa waktu lalu).

Kalau pada orang biasa pernikahan tak hanya menyatukan dua orang, namun juga dua keluarga, pada orang-orang tertentu, pernikahan bisa mengubah warna dunia.

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler