Isu Vaksin Picu Komorbid Menyebar di Kalangan Lansia
Kemenkes menjelaskan, ada mispersepsi tentang vaksin di kalangan lansia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menyebut cakupan vaksinasi di kalangan lansia belum berjalan sesuai target. Hal itu terjadi salah satunya karena adanya kabar vaksin dapat menjadi pemicu komorbid.
"Masih adanya mispersepsi dari para lansia bahwa dikatakan umur mereka justru seharusnya tidak mendapatkan vaksin karena nanti efek sampingnya timbul lebih banyak," kata Siti dalam agenda Dialog Produktif Kabar Kamis dengan tema "Vaksin Untuk Semua Umur" yang diikuti dari Youtube Komite Penanganan Coronavirus Disease 2019 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis.
Nadia mengatakan, vaksinasi pada lansia masih menjadi tantangan yang perlu segera diselesaikan. Sebab, dari total 21,5 juta sasaran vaksinasi pada lansia, saat ini baru 7,8 juta jiwa yang mendapatkan dosis pertama dan baru 4,9 juta jiwa yang mendapatkan dosis kedua.
"Artinya, ini baru 33 persen yang mendapatkan perlindungan dari vaksinasi dosis pertama. Kalau dosis yang lengkap itu malah baru hanya 22 persen," katanya.
Nadia mengatakan, vaksinasi kepada lansia sudah dimulai sejak awal April 2021 sebagai kelompok yang masuk dalam skala prioritas. Mengapa lansia menjadi prioritas?
"Mereka ini memiliki tingkat karentanan yang sangat tinggi untuk kematian dan sakit yang berat. Untuk itu kita upayakan setelah tenaga kesehatan, mereka berada pada tahap kedua bersama dengan petugas pemberi pelayanan publik," katanya.
Pelambatan capaian vaksinasi kalangan lansia terjadi salah satunya akibat pembentukan persepsi dari informasi terkait hoaks. Contohnya terkait komorbid yang tidak boleh divaksin.
"Padahal kita tahu orang yang punya komorbid itu justru yang harus diprioritaskan untuk vaksin," katanya.