43 Petugas Keamanan Apartemen Jardin di-PHK Tanpa Alasan

Sebagai bentuk protes, akses jalan menuju apartemen Jardin akhirnya ditutup.

M Fauzi Ridwan/Republika
Petugas yang di-PHK melakukan aksi penutupan jalan sejak Selasa (26/10) hingga Rabu (27/10) sore dan menyimpan sampah di sebagian jalan. Aksi dilakukan sebagai bentuk protes terlebih akses jalan menuju apartemen Jardin merupakan jalan untuk warga.
Rep: M Fauzi Ridwan Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Puluhan petugas keamanan pada Apartemen Jardin, Cihampelas, Kota Bandung di PHK tanpa alasan yang jelas, sejak Senin (25/10) lalu, oleh pengurus perhimpunan pemilik dan penghuni satuan rumah susun (P3SRS). Mereka pun mempertanyakan kebijakan pemecatan tersebut.


Salah seorang petugas keamanan Ganjar Ayi Sanusi mengaku, saat tengah bekerja Senin (25/10) malam, bersama rekannya diminta pulang oleh vendor baru. Dia mengatakan, vendor tersebut datang bersama belasan petugas keamanan baru yang akan menggantikan mereka.

"Nggak tahu, kita nggak dikasih tahu apapun. Kita kaget lagi jaga tiba-tiba disuruh pulang," ujarnya, Kamis (28/10). 

 

Petugas yang di-PHK melakukan aksi penutupan jalan sejak Selasa (26/10) hingga Rabu (27/10) sore dan menyimpan sampah di sebagian jalan. Aksi dilakukan sebagai bentuk protes terlebih akses jalan menuju apartemen Jardin merupakan jalan untuk warga. - (M Fauzi Ridwan/Republika)

 

Dia merasa kaget dengan kondisi tersebut dan akhirnya memilih pulang bersama rekan-rekan yang lain sebab dikhawatirkan terjadi aksi bentrokan. Dengan situasi tersebut, pihaknya meminta penjelasan dari vendor. 

Mereka memberikan waktu dua pekan kepada petugas keamanan yang mayoritas penduduk sekitar untuk mengajukan lamaran kerja. Namun, dia bersama teman-temannya belum mengajukan lamaran. 

Sebab, kuota yang dibutuhkan sedikit dibandingkan jumlah petugas keamanan yang di PHK sebanyak 43 orang. Dia pun merasa heran sebab jika terjadi pergantian vendor, maka akan diberitahu dulu dua bulan sebelumnya.

Atas kondisi tersebut, pihaknya melakukan aksi penutupan jalan sejak Selasa (26/10) hingga Rabu (27/10) sore dan menyimpan sampah di sebagian jalan. Aksi dilakukan sebagai bentuk protes terlebih akses jalan menuju apartemen Jardin merupakan jalan untuk warga.

"Sangat menyayangkan, diusir sampai disuruh pulang. Kalau baik-baik, nggak akan ada kejadian begini. Kita nggak anarkis dan nggak merusak fasilitas," katanya. 

Akses jalan akhirnya dibuka setelah pihak kepolisian berupaya mendorong mediasi antara kedua belah pihak. "Ada pihak kepolisian mau memediasi kita hari Sabtu," katanya. 

Pihaknya sempat beberapa kali mengadakan mediasi. Namun, tidak berhasil terjadi sebab salah satu pihak tidak hadir.

"Tuntutan kita bekerja kembali, aktif kembali. Merasa diusir disayangkan," katanya yang sudah bekerja lebih dari 8 tahun.

Sementara itu, Buliding Manager Apartement Jardin, Rahmat Gunawan mengaku, pihaknya tidak dapat masuk ke kantor manajemen untuk bekerja sebab disegel oleh pengurus baru. Pihaknya tidak mendapatkan penjelasan terkait penyegelan tersebut.

"Kantor kami pun disegel oleh pengelola yang baru, tidak ada penjelasan apapun," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
 
Berita Terpopuler