Abaikan Keselamatan Kru, Produksi Film Rust Dihentikan

Penyelidik menemukan 500 butir amunisi di lokasi syuting.

AP
Lokasi syuting film Rust. Senjata yang dipegang aktor Alec Baldwin sebagai properti film Rust menewaskan sinematografer Halyna Hutchins, Kamis (21/10).
Rep: Dea Alvi Soraya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Penembakan yang menewaskan sinematografi Halyna Hutchins oleh Alec Baldwin di lokasi syuting film Rust telah menyorot ‘permainan’ di balik industri film yang kerap melalaikan keamanan dan keselamatan kru demi menekan anggaran. Dengan anggaran sekitar 7 juta dolar AS (Rp 99 miliar), Rust sejatinya bukan film dengan biaya industri yang sedikit. Namun, insiden penembakan Halyna Hutchins menunjukkan penyimpangan keamanan yang serius. 


Bagi sebagian orang dalam bisnis, kegagalan mencerminkan masalah yang lebih besar dalam industri film yang tengah berkembang pesat. “Produksi meledak, sudut dipotong lebih banyak dan anggaran semakin berkurang,” kata Mynette Louie, produser veteran film independen, menambahkan bahwa layanan streaming meningkatkan permintaan konten, sementara industri ini bergulat dengan standar untuk set film.

Sheriff Santa Fe County Adan Mendoza mengatakan, penyelidik menemukan 500 butir amunisi, campuran peluru kosong, peluru tiruan dan peluru asli. Meskipun, amunisi asli seharusnya tidak pernah ada, kata penanggung senjata api film Rust Hannah Gutierrez Reed. Kini Reed tengah diselidiki karena dianggap lalai, begitu juga asisten sutradara Dave Halls yang menyerahkan pistol tersebut kepada Baldwin. 

Menurut surat pernyataan penggeledahan, Halls mengatakan bahwa itu merupakan ‘senjata dingin’ untuk menekankan bahwa itu aman digunakan, namun setelah kejadian nahas itu terjadi dia mengatakan bahwa dia tidak memastikan ulang seluruh senjata.

Foto sinematografer Halyna Hutchins terpajang dalam acara peringatan kematiannya, Sabtu (23/10). Hutchins meninggal setelah tertembak senjata properti film Rust yang dipegang aktor Alec Baldwin. - (AP)

Kurangnya protokol senjata yang tepat mengejutkan pekerja film veteran. “Ini adalah ketidakmampuan, pengalaman dan, saya benci untuk mengatakan ini, kurangnya kepedulian terhadap pekerjaan Anda. Jika ada sejumlah besar amunisi yang dilempar ke dalam sebuah kotak, bukan itu yang terjadi,” kata Mike Tristano, seorang pembuat senjata profesional.

Beberapa anggota kru kamera Rust keluar dari lokasi syuting di tengah perselisihan mengenai kondisi kerja, termasuk prosedur keselamatan. Sebuah kru baru dipekerjakan pagi itu, menurut sutradara Joel Souza, yang berbicara dengan detektif. Dia berdiri di dekat Hutchins dan mengalami luka di punggung akibat tembakan yang sama. 

The New Mexico, Aliansi Internasional Serikat Pekerja Panggung Teater (IATSE) menyebut laporan tentang pekerja nonserikat yang dibawa masuk "tidak dapat dimaafkan." Serikat pekerja akan segera memberikan suara pada perjanjian standar baru yang mencakup 60.000 anggota kru film dan TV, dan siap untuk pemogokan pertama dalam 128 tahun keberadaannya.

 

Dalam sebuah pernyataan, produser eksekutif Rust Allen Cheney mengatakan enam produser dalam film tersebut secara kolektif memiliki lebih dari 35 tahun pengalaman dalam film dan televisi. Dia menyebut Rust sebagai "produksi bersertifikat serikat pekerja."

Sementara itu, James Gunn, pembuat film Guardians of the Galaxy, mengklaim bahwa kebiasaan yang ceroboh bisa menjadi salah satu penyebabnya. "Puluhan orang tewas atau terluka parah di lokasi syuting karena tidak bertanggung jawab, mengabaikan protokol keselamatan, kepemimpinan yang tidak pantas, dan budaya terburu-buru yang tidak ada artinya," kata Gunn di Twitter.

Di sisi lain, manajer di Rust, Serge Svetnoy, menyalahkan produser film karena kelalaian. “Untuk menghemat sepeser pun terkadang, Anda mempekerjakan orang yang tidak sepenuhnya memenuhi syarat untuk pekerjaan yang rumit dan berbahaya,” kata Svetnoy dalam sebuah unggahan Facebook.

Ahli prop veteran Neal W Zoromski mengatakan kepada The Los Angeles Times bahwa dia menolak tawaran untuk mengerjakan Rust karena produser bersikeras bahwa satu orang bisa menjadi asisten master prop dan pembuat senjata.

Gary Tuers, master properti Tomorrow War dan Jurassic World: Fallen Kingdom, mengatakan penembakan itu adalah sebuah dakwaan terhadap budaya produksi modern, yang selama 30 tahun terakhir mengejar kredit pajak dan menemukan segala cara yang bisa dibayangkan (dan beberapa yang tidak) dan mengorbankan kesehatan dan keselamatan kru demi anggaran.

"Tragedi ini adalah kecelakaan yang nyata," tulisnya di Instagram. "Tapi itu juga merupakan hasil yang dapat diprediksi dari struktur insentif dalam industri film modern."

Beberapa perusahaan berkumpul untuk membiayai dan memproduksi Rust, termasuk El Dorado Pictures milik Baldwin. Film, yang didasarkan pada cerita oleh Souza dan Baldwin, dibiayai sebagian oleh Streamline Global yang berbasis di Las Vegas, yang menggambarkan model bisnisnya sebagai "memperoleh film yang menawarkan manfaat pajak tertentu" yang dapat "mengurangi pajak pendapatan federal pemilik kewajiban dari pendapatan yang diperoleh dari sumber lain.”

Film tersebut dibuat di bawah ketentuan pajak yang disebut Bagian 181, yang berlaku untuk film dengan biaya 2,75 juta dolar AS hingga 7,5 juta dolar AS. Ini dapat memungkinkan investor untuk mencapai titik impas sebelum sebuah film mencapai layar apa pun, terutama di negara bagian dengan kredit pajak yang besar seperti New Mexico. Negara bagian telah menjadi tempat yang populer untuk produksi dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa peraturannya, termasuk untuk melibatkan ahli senjata di lokasi, tidak seketat di California.

 

Pasca kecelakaan yang terjadi di lokasi syuting, produksi film Rust dihentikan. Penghentian ini dilakukan sampai proses penyelidikan selesai. Pesan soal penghentian produksi ini keluar setelah kantor Sheriff Santa Fe mengeluarkan perintah penyelidikan di sekitar Bonanza Creek Ranch, New Mexico.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler