Mengungkap Kedudukan dan Fungsi Istana Ottoman (4-Habis)
Sultan-sultan Ottoman di masa awal aktif membangun dan membenahi istana.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istana ketiga, di luar gerbang kebahagiaan, adalah tempat tinggal pribadi sultan dan tidak dapat dilalui publik maupun pejabat pejabat kerajaan-kecuali untuk kesempatan-kesempatan resmi. Tidak jauh dari gerbang ini ada ruang petisi yang dibangun ulang oleh Sulaiman I bersamaan dengan ruang dewan yang baru.
Di sinilah sultan memberi audiensi dan menerima duta-duta negara lain. Para pengaju petisi mengirimkan surat-suratnya dengan peruntukan "Kepada gerbang kebahagiaan" atau "Kepada gerbang yang menahan", sebagai metafora, yang sebenarnya ditujukan ke pada sultan yang duduk dalam ruang petisi di ambang Gerbang Kebahagiaan ini.
Di sisi sudut kanan jauh dari istana ketiga, berdiri kas dalam dan tempat mandi sultan. Di ujung kiri adalah ruang pribadi sultan. Di belakang halaman ini, di mana tanahnya melandai ke arah laut, terdapat taman. Sultan-sultan berikutnya menambahkan hal-hal yang baru ke istana ketiga ini, yang paling khusus mungkin adalah pavilion Erivan dan Pavilion Baghdad, yang ditambahkan oleh Murad IV (1623-40) untuk merayakan penaklukan kembali kota-kota ini.
Istana ketiga, sebagai tempat tinggal pribadi sultan, merupakan pintu masuk menuju harem. Dalam rencana awal yang dibuat oleh Mehmed II, bangunan ini sebenarnya berukuran kecil, tetapi lebih banyak wanita yang datang untuk menempati istana selama perjalanan abad ke-16. Kecenderungan ini dimulai mungkin pada pemerintahan Sülaiman I, selama kenaikan istrinya, Hurrem, sebelum meninggal pada tahun 1558, dan menjadi lebih tampak pada pemerintahan Murad III (1574-95), yang memindahkan ruang pribadinya ke harem.
Selain itu, selama masa pemerintahan Mehmed III (1595-1603) ketika Ibu Ratu dan pembantunya bertempat tinggal di istana. Hal ini makin berkembang di awal abad ke-17, ketika praktik untuk mengirimkan para pangeran ke jabatan gubernur di Anatolia mulai menghilang, dan praktik pembunuhan antarsaudara keluarga kerajaan tidak lagi biasa dilakukan. Dengan kematian sultan, para wanita yang menjadi haremnya keluar ke istana lama, yang masih ada, terpisah dari para kasim, sebuah area tempat tinggal eksklusif para wanita.
Dua bangunan di istana ketiga ini, masing-masing sisi dari pintu utamanya adalah ruang besar dan ruang kecil. Di sinilah para pelayan sultan tinggal dan menerima pendidikan. Sebagian besar dari mereka akan lulus sebagai pelayan anggota keluarga kerajaan di istana dalam, untuk kemudian melayani dalam pemerintahan kerajaan, ruangan ini dalam beberapa hal menjadi dasar kekuasaan sultan.