Ada Dugaan Sabotase Senjata oleh Kru pada Kasus Alec Baldwin
Pada waktu jam makan siang kru, senjata api terkadang tanpa pengawasan.
Oleh: Farah Noersativa/Gumanti Awaliyah
REPUBLIKA.CO.ID, Di tengah kasus penembakan tak disengaja yang melibatkan aktor Hollywood Alec Baldwin, muncul teori soal sabotase senjata yang digunakan. Teori tersebut diungkapkan oleh pengacara dari Hannah Gutierrez-Reed (pembuat senjata di lokasi syuting film Rust) yakni Jason Bowles dan Robert Gorence.
Bowles dan Gorence mengumumkan sebuah teori sabotase baru yang liar sebagai alasan di balik penembakan fatal tersebut. Keduanya menyebut, beberapa pekerja atau kru dalam film itu yang merasa tidak puas mungkin harus bertanggungjawab.
Baik Bowles dan Gorence menduga, salah satu dari mereka mungkin telah mengisi pistol properti dengan peluru tajam langsung yang membunuh Halyna Hutchins. Komentar tersebut muncul menyusul fakta adanya sekitar enam anggota kru kamera keluar dari lokasi syuting karena masalah pembayaran dan perumahan, beberapa jam sebelum penembakan terjadi.
Para pengacara menyebut hal itu berpotensi menjadi motivasi untuk menyabotase set lokasi syuting. "Saya percaya, seseorang yang akan melakukan itu ingin menyabotase lokasi syuting, ingin membuktikan, ingin mengatakan bahwa mereka tidak puas, bahwa mereka tidak bahagia. Kami tahu bahwa orang-orang telah meninggalkan lokasi syuting sehari sebelumnya,” kata Bowles, seperti dilansir di laman Screen Rant, Kamis (4/11).
Selain itu, Bowles menyebut pada situasi saat ini, mereka tidak bisa mengesampingkan siapa pun. Itu dikatakannya, saat ditanya mengenai kru yang mungkin harus disalahkan atas insiden tersebut.
Dia melanjutkan, mereka tahu ada percobaan untuk pengujian senjata yang seharusnya tidak ada di sana. Orang-orang yang keluar dari lokasi syuting itu, merasa tidak puas.
Menurutnya, itu terjadi dalam kerangka waktu antara pukul 11.00 hingga 13.00 waktu setempat. Saat itu merupakan waktu makan siang para kru. “Di mana senjata api kadang-kadang tanpa pengawasan, jadi ada kesempatan untuk mengutak-atik adegan ini,” ujar Bowles.
Sheriff Mendoza, yang sedang menyelidiki kasus ini, mengatakan bahwa dia yakin ada hal lain di lokasi syuting. Laporan lain menyebut, anggota kru film Rust menggunakan senjata properti tersebut untuk melakukan pengecekan dentuman yang menggunakan penembakan target informal.
Kasus ini masih diinvestigasi sehingga masih belum jelas di mana letak kesalahannya sehingga menewaskan sinematografer Halyna Hutchins. Namun, itu tidak menghentikan media dan pengamat biasa untuk berspekulasi tentang apa yang terjadi dan siapa yang harus menanggungnya.
Seperti halnya kasus kriminal, tidak mungkin untuk mengetahui apa pun dengan pasti sampai semua fakta, forensik, kesaksian, dan lainnya. Ini harus diselesaikan untuk memberikan gambaran yang akurat tentang apa yang terjadi dan meminta pertanggungjawaban pihak yang bersalah. Terlepas dari bagaimana kesimpulannya, insiden Rust akan menjadi peringatan untuk keamanan senjata di set film.
Alec Baldwin adalah aktor utama dan juga produser di film ini. Produksi harus dihentikan ketika Baldwin menembakkan revolver yang dia yakini tak diisi. Selain Hutchins, sutradara Joel Souza juga terluka dalam insiden tersebut.
Baldwin pun buka suara kepada pers. Meski tidak bisa berkomentar banyak, tapi dia mendukung pembatasan penggunaan senjata asli dalam film dan acara televisi.
Hingga kini, insiden yang terjadi di set lokasi syuting Rust masih dalam penyelidikan oleh pihak berwenang di Santa Fe, New Mexico. "Saya tidak diizinkan untuk berkomentar banyak karena penyelidikan sedang berlangsung. Kami harus sabar menunggu hasil penyelidikan dari departemen sheriff,” kata Baldwin kepada wartawan seperti dikutip dari Reuters, pada akhir Oktober.
Hutchins (42 tahun) tewas dan Joel Souza, sang sutradara, mengalami luka ketika Baldwin menembakkan pistol berisi peluru asli selama latihan di lokasi syuting pada 21 Oktober. Baldwin telah diberitahu bahwa senjata itu aman.
Tidak ada tuntutan yang diajukan terhadap siapa pun dan Departemen Sheriff Santa Fe mengatakan penyelidikannya akan memakan waktu untuk diselesaikan. Masih belum jelas bagaimana amunisi asli bisa sampai ke lokasi syuting.
Insiden tersebut juga telah memicu petisi agar industri film melarang penggunaan senjata asli sebagai properti syuting. Baldwin mengatakan dia mendukung upaya tersebut.
Baldwin sepakat harus ada upaya berkelanjutan untuk membatasi penggunaan senjata api di lokasi syuting. "Saya bukan ahli di bidang ini. Jadi apa pun yang diputuskan oleh pakar adalah cara terbaik untuk dilakukan, utamanya dalam hal melindungi keselamatan kru di lokasi syuting. Saya mendukung dan saya akan bekerja sama dengan cara apa pun yang saya bisa,” jelasnya.
Dia mengatakan insiden ini termasuk langka. “Dari waktu ke waktu ada banyak kecelakaan insidental di lokasi syuting, tapi tidak ada yang seperti ini. Ini adalah satu dalam triliun episode,” kata dia.
Baldwin, terkenal karena komedi TV "30 Rock"; dan istrinya, Hilaria Baldwin, memiliki enam anak. Dia meminta media untuk tetap menjaga privasi istri dan anak-anaknya.