Tewaskan Kru Rust, Mungkinkah Alec Baldwin Terjerat Hukum?
Pistol properti Alec Baldwin menewaskan direktur fotografi Rust, Halyna Hutchins.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai aktor, Alec Baldwin yang tak sengaja menembak mati dan melukai kru di lokasi syuting Rust kemungkinan tidak akan dimintai pertanggungjawaban hukum, baik pidana maupun pidata. Namun, sebagai produser film, dia belum tentu bisa lepas dari jerat hukum.
Selain Baldwin, para penanggungjawab syuting lain yang terdiri dari lima produser, empat produser eksekutif, seorang co-produser, serta asisten sutradara Dave Halls dan pembuat senjata Hannah Gutierrez berpotensi menghadapi tuntutan hukum. Mereka bisa tetap kena pasal kendati tidak berada di lokasi pada saat kejadian.
"Jelas ada kelalaian di lokasi syuting. Produser punya kewajiban untuk menjaga keselamatan kru. Dan ada bahaya yang jelas di lokasi syuting," kata pakar kebijakan senjata, Adam Winkler, seperti dilansir AP, Rabu (26/10).
Pengacara Distrik yang berbasis di Santa Fe, Mary Carmack-Altwies, mengatakan pada Selasa bahwa penyelidikan masih dalam tahap awal. Dia belum tahu apakah ada tuntutan yang akan diajukan.
Baldwin yang dikenal karena perannya dalam 30 Rock menggambarkan insiden itu sebagai kecelakaan mematikan yang tragis. Produksi film Rust telah dilanda perselisihan sejak awal Oktober, termasuk tujuh anggota kru yang hengkang dari lokasi pengambilan gambar beberapa jam sebelum syuting.
The Los Angeles Times, mengutip dua anggota kru yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa lima hari sebelum insiden penembakan, pemeran pengganti Baldwin secara tidak sengaja menembakkan dua peluru setelah diberi tahu bahwa senjata itu tidak memiliki amunisi aktif. Khawatir terjadi salah tembak lagi, seorang anggota kru memberi tahu manajer produksi melalui pesan teks.
"Kami mengalami tiga insiden tembakan yang tak disengaja. Ini sangat tidak aman," demikian kata kru tersebut.
"Insiden salah tembak kru dan minimnya antisipasi setelah jadi bukti keteledoran tim produksi," jelas Winkler.
Sementara itu, perusahaan produksi Rust Movie Productions mengatakan, pihaknya akan kooperatif dengan pihak berwenang Santa Fe dalam penyelidikannya.
"Meskipun kami tidak mengetahui adanya keluhan resmi mengenai keamanan senjata atau alat peraga di lokasi syuting, kami akan melakukan tinjauan internal terhadap prosedur kami saat produksi ditutup," kata Rust Movie Productions dalam sebuah pernyataan kepada The Los Angeles Times.
Meskipun undang-undang New Mexico mendefinisikan pembunuhan tidak disengaja sebagai bagian dari pelanggaran hukum, pengacara pembela Nina Marino mengaku ragu kasus pidana apa pun akan diajukan. Ia juga menganggap tuntutan justru akan berdampak negatif bagi industri film.
"Jika agen lokal di New Mexico akan mengajukan tuntutan pidana, itu akan memiliki efek mengerikan pada pembuatan film lebih lanjut yang berlangsung di New Mexico, dan saya pikir New Mexico menghargai bisnis ini," kata Marino.
Setiap film memerlukan pertanggungan asuransi, bahkan untuk penggunaan kuda, hewan lain, dan senjata api. Profesor hukum Julie Shapiro mengatakan, perusahaan asuransi kemungkinan akan menanggung setiap peristiwa yang tidak disengaja, tetapi perusahaan mungkin tidak membayar klaim kelalaian pada set film.
"Perusahaan asuransi akan melakukan penyelidikan sendiri untuk menentukan apakah terjadi kelalaian," kata Shapiro.