Miliarder Charlie Munger: China Jauh Lebih Bijaksana dari AS
Miliarder Charlie Munger adalah penggemar berat cara China mengelola ekonominya
Miliarder Charlie Munger adalah penggemar berat cara komunis China mengelola ekonominya. Wakil ketua Berkshire Hathaway ini mengatakan kepada CNN bahwa dia terkesan Beijing menyadari masalah yang disebabkan ketika ledakan ekonomi di luar kendali.
"China menginjak ledakan di tengah-tengahnya alih-alih menunggu kegagalan besar," kata Munger dalam sebuah wawancara. "Tentu saja, saya mengagumi itu. Dalam satu hal itu, mereka lebih bijaksana daripada kita." ujarnya sebagaimana dikutip dari CNN Business di Jakarta, Kamis (4/11/21).
Teman lama sekaligus mitra bisnis Warren Buffett yang berusia 97 tahun itu mencatat ideologi yang kontras dari dua ekonomi terbesar dunia.
Baca Juga: Heboh! Charlie Munger Boyong Lebih Banyak Saham Alibaba, Padahal Banyak Investor Kabur!
"Saya senang bahwa komunis China lebih pintar menangani boom daripada kapitalis Amerika," kata Munger. "Tapi saya tahu banyak orang yang lebih pintar dari saya. Bukankah kita terkadang memiliki bangsa yang lebih pintar dari kita dalam beberapa hal?"
Meski China menikmati pertumbuhan ekonomi yang cepat. Namun, negara itu juga menghadapi kecaman atas catatan hak asasi manusianya. Pada bulan Maret, sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Uni Eropa mengumumkan sanksi terhadap pejabat China karena pelanggaran hak asasi manusia yang serius terhadap Muslim Uyghur.
Saat Mungert ditanya tentang tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan kekhawatiran atas gaya pemerintahan otoriter China, Munger mengatakan: "Tentu saja saya lebih suka kondisi di Amerika Serikat."
"Memang benar bahwa saya lebih suka sistem saya sendiri," katanya, "tetapi mengingat masalah yang dihadapi China, saya berpendapat bahwa sistem mereka telah bekerja lebih baik untuk mereka daripada sistem kita untuk kita."
Miliarder itu menunjuk pada kemampuan China untuk mengatasi masalah kelebihan penduduknya melalui langkah-langkah agresif yang bertujuan membatasi pertumbuhan penduduk.
"Anda tidak dapat melakukan itu dalam demokrasi nyata seperti kita. Mereka memiliki masalah yang tidak kita miliki. Mereka membutuhkan metode yang lebih keras daripada yang dapat kita gunakan di bawah Konstitusi kita," kata Munger. "Mereka beruntung mereka memiliki sistem saat ini yang mereka miliki pada saat mereka memiliki masalah populasi."