'Paint', Narkoba Jenis Baru yang Sasar Pelajar Kalifornia
Narkoba Paint dijual 5 dolar AS di kalangan pelajar California.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu sekolah di Kalifornia, Amerika Serikat memperingatkan para orang tua mengenai peredaran "Paint" secara rahasia di lingkungan sekolah. Paint merupakan sebuah obat dengan efek psikedelik yang dikenal sangat adiktif.
Peringatan tersebut disampaikan oleh pihak Mesa Verde High School di Citrus Heights melalui surat kepada para orang tua murid. Melalui surat tersebut pula, pihak sekolah meminta para orang tua murid untuk membuka percakapan dengan anak-anak mereka mengenai Paint.
Salah satu yang menjadi kekhawatiran adalah efek psikedelik dari pil Paint. Efek psikedelik bisa memunculkan perasaan euforia, mendengar atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. kesulitan konsentrasi, berkeringat, ceroboh, hingga kebas, muntah, pandangan kabur, dan denyut jantung menjadi cepat atau tak teratur, menurut Alcohol and Drug Foundation.
Obat ini diperkirakan dijual dengan harga yang cukup terjangkau bagi anak-anak sekolah di Amerika Serikat, yaitu lima dolar AS atau sekitar Rp 71 ribu per pil. Dalam surat tersebut, disebutkan bahwa obat ini memiliki tampilan yang jernih dengan corak cokelat kemerahan.
Pihak sekolah mengatakan, obat ini telah menyebabkan beberapa insiden kekerasan di sekolah. Pihak sekolah masih melakukan investigasi terkait peredaran Paint di lingkungan sekolah ini.
"Tolong ketahui bahwa pihak administrasi Mesa Verde High School secara aktif menginvestigasi kekhawatiran ini dan kami membuat kemajuan. Kami meminta dukungan dan bantuan Anda," ungkap pihak sekolah melalui surat mereka.
Penggunaan obat terlarang yang bersifat adiktif tak boleh disepelekan karena dapat memicu beragam efek merugikan, termasuk overdosis yang bisa menyebabkan kematian. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada hampir 841 ribu orang yang tewas akibat overdosis obat di Amerika Serikat sejak 1999.
Pada 2019, kasus kematian akibat overdosis obat tercatat sebanyak 70.630 di negara tersebut. CDC menyebutkan bahwa kematian akibat semua obat psikostimulan mengalami peningkatan sejak 10 tahun ke belakang.
CDC menegaskan bahwa penyalahgunaan obat pada saat remaja dapat memberikan beberapa pengaruh buruk pada pertumbuhan dan juga perkembangan otak. Penyalahgunaan obat di rentang usia yang sangat muda ini juga dapat membuat remaja menjadi lebih rentan terhadap masalah kesehatan, seperti gangguan tidur, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung ketika dewasa.
American Academy of Pediatrics menyarankan agar anak menjalani skrining terkait narkotika sejak anak berusia sembilan tahun. Menurut HealthLink BC, penyalah gunaan narkoba meliputi penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol, termasuk rokok, obat ilegal, obat resep, hingga inhalansia dan solvent.
Berdasarkan data, hampir dua dari 10 anak di kelas 12 menggunakan obat resep dokter tanpa resep. CDC mengatakan orang tua bisa membantu dengan cara bicara dengan dokter anak mengenai skrining penyalahgunaan narkotika.