Tak ada Lagi Provinsi yang Berstatus PPKM Level 4

Pemerintah mewaspadai tren kenaikan kasus di 34 kabupaten/kota di Jawa-Bali

ANTARA/FB Anggoro.
Sejumlah bocah Kei menemukan ikan saat bermain di tengah pantai yang surut jauh atau Meti di Desa Wisata Ohoidertawun, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Provinsi Maluku, Jumat (29/10). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di luar Jawa-Bali akan diperpanjang selama dua pekan.
Rep: Iit Septyaningsih/Dessy Suciati Saputri Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, Iit Septyaningsih, Dessy Suciati Saputri

Baca Juga


JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di luar Jawa-Bali akan diperpanjang selama dua pekan. Ini berlaku mulai 9 sampai 22 November 2021.

Dari 27 provinsi di luar Jawa-Bali, tidak ada lagi yang menerapkan PPKM level 3 dan 4. Sebanyak 22 provinsi berada di level dua dan lima provinsi lainnya pada level satu.

"Di level kabupaten/kota, PPKM level empat dan tiga terus menurun, tidak ada di level empat. Ada empat kabupaten di level tiga, dan terdapat 231 kabupaten/kota di level dua, dan 151 kabupaten/kota di level satu,” ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual, Senin (8/11).

Per 7 November 2021, kasus aktif Covid-19 di luar Jawa-Bali sebanyak 5.566 kasus. Angka itu turun 97,5 persen dari tingkat kasus aktif di luar Jawa-Bali dibandingkan 6 Agustus 2021. Sedangkan kasus aktif di luar Jawa-Bali ini berkontribusi 51,42 persen dari total kasus nasional.

Jika dilihat per pulau, Airlangga memaparkan, di Sumatera kasus kesembuhan atau recovery rate-nya sudah 96,13 persen. Lalu fatality rate sebesar 3,57 persen, dengan penurunan kasus 98 persen.

Khusus Nusa Tenggara, kesembuhannya 97,41 persen dan fatality rate 2,34 persen, dengan penurunan kasus 98,23 persen. Berikutnya di Kalimantan, recovery rate 96,55 persen dan fatality rate 3,17 persen, dengan penurunan kasus 97,9 persen.

 

Lalu di Sulawesi, recovery rate 97,1 persen dan fatality rate 2,63 persen dengan penurunan kasus 98,16 persen. Sedangkan di Maluku-Papua, recovery rate 96,07 persen dan fatality rate 1,75 persen dengan penurunan kasus 90,26 persen.

Dari sisi vaksinasi, kata dia, baru enam provinsi di luar Jawa dan Bali yang persentasenya di atas nasional. Meliputi Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Utara.

Namun demikian, Menko Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan menyebut ada tren kenaikan kasus COVID-19, khususnya di 43 kabupaten/kota di wilayah Jawa-Bali. Peningkatan ini termasuk wilayah Ibu Kota DKI Jakarta.

"Terdapat tren kenaikan kasus di Jawa-Bali, utamanya terjadi pada 43 kabupaten/kota dari 128 kabupaten/kota atau 33,6 persen dalam tujuh hari terakhir. Di Jakarta, barat, timur, selatan, itu hampir semua trennya naik. Jadi saya mohon kita semua hati-hati melihat ini," katanya dalam konferensi pers daring yang dipantau di Jakarta, Senin.

Luhut mengatakan pihaknya akan segera mengumpulkan 43 kabupaten/kota di Jawa-Bali tersebut guna melakukan identifikasi intervensi demi menahan tren kenaikan. Kendati demikian, Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) itu mengungkapkan penerapan PPKM yang terus dilakukan dan dievaluasi oleh pemerintah tiap minggunya telah memberikan dampak yang tetap terkendali dan terus membaik.

 

Hal itu terlihat dari situasi pandemi COVID-19 yang terus terjaga pada kondisi yang rendah. Luhut menyebut kasus konfirmasi di Jawa-Bali terus mengalami penurunan dari puncaknya hingga mencapai 99 persen dari puncak kasus pada 15 Juli yang lalu.

Selain itu, angka reproduksi (Rt) Indonesia dan Jawa Bali juga masih berada di bawah 1, yang mengindikasikan terkendalinya pandemi COVID-19. "Rt di Jawa tetap pada angka 0,93 sementara di Bali pada angka 0,97. Kita lihat Bali juga semakin membaik," ujarnya.

Lebih lanjut, Luhut menuturkan dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden, Senin (8/11) siang ini, Kepala Negara mengingatkan agar semua pihak harus betul berhati-hati dan belajar dari pengalaman negara-negara di Eropa.

Sejumlah negara di Eropa mengalami lonjakan kasus harian cukup besar akibat lalainya masyarakat menerapkan protokol kesehatan. Walaupun di sisi lain, Luhut juga menyampaikan kabar baik, bahwa berdasarkan laporan epidemiolog, tingkat kematian akibat COVID-19 kini menurun drastis. Bahkan jumlah pemakaman saat ini sudah setara dengan jumlah pemakaman sebelum pandemi.

 

"Sekali lagi, saya tidak bosan-bosannya menyamaikan masalah protokol kesehatan ini dan kehati-hatian kita harus sangat tinggi," kata Luhut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler