Cerita Rekan Kerja Petinggi BUMN Korban Tabrak Lari Antasari
Hingga kini polisi belum menangkap penabrak Aris Kadarisman petinggi BUMN RNI
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar duka kembali datang dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam sepekan terakhir. Salah satu petinggi BUMN, Aris Kadarisman tewas setelah menjadi korban tabrak lari oleh sopir pikap di Jl Pangeran Antasari, Cilandak, Jakarta Selatan.
Aris meninggal dunia karena ditabrak oleh mobil pickup saat berhenti di pinggir jalan dan hendak melakukan ibadah salat Subuh di Jalan Pangeran Antasari. Sang sopir, hingga kini belum tertangkap.
Aris sendiri diketahui merupakan petinggi dari salah satu BUMN, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Aris menjabat Assistant Vice President (AVP) Pengembangan SDM di PT RNI sejak tahun ini.
Aris diketahui mengenyam pendidikan di Universitas Gajah Mada. Dia adalah lulusan Sarjana Sastra Prancis dan lanjut menyelesaikan S2 di UGM dengan jurusan Magister Manajemen.
Berdasarkan keterangan dari rekan kerja, almarhum adalah orang yang rajin, profesional dan ulet. Selain itu, almarhum juga dikenal rajin beribadah dan melaksanakan salat 5 waktu di masjid. Aris yang merupakan tulang punggung keluarga sudah lama meniti karier di RNI.
Sementara di mata keluarga, Aris merupakan sosok yang suka membantu dan menjadi tempat curhat keluarga serta rekan kerja."Yang saya tahu pasti sih karena beliau kerjanya di bagian SDM, emang tempat curhatnya semua orang. Buat kami ya mungkin lebih istimewa dari itu," ujar istri Alm.Aris Kadarisman, Hilda, Rabu (3/11).
Selebihnya, Aris Kadarisman adalah sosok yang sangat istimewa di mata Hilda. Pembawaan Aris yang suka bercanda membuat suasana keluarga santai dan harmonis.
Tidak hanya itu, Aris juga dikenang Hilda sebagai orang yang ringan tangan. Aris bahkan tidak ragu membantu istri mengurusi anak hingga memasak.
Diketahui sebelumnya Aris Kadarisman meninggal dunia setelah ditabrak pengemudi pikap di Jl Pangeran Antasari, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (1/11). Informasi dari polisi, Aris saat itu hendak salat Subuh.
Sementara itu, Kanit Laka Polres Metro Jakarta Selatan AKP Suharno mengatakan korban terpental dan membentur tiang beton MRT setelah ditabrak pikap. Sedangkan pelaku langsung tancap gas tanpa memberikan pertolongan kepada korban.
"Terpental ke depan kiri dan kepalanya membentur beton tiang MRT, sehingga meninggal di tempat," ujar Suharno.
"Mau salat Subuh jalan kaki. Jalan kaki di pinggir," kata Suharno.
Identitas pelaku belum diketahui. Namun polisi telah meningkatkan status sopir mobil pikap itu sebagai tersangka. Dari alat bukti yang dimiliki penyidik, sudah cukup bukti untuk menetapkan pelaku sebagai tersangka.
Selain itu, polisi bakal melakukan rekonstruksi terkait kecelakaan maut tersebut. Rekonstruksi akan melibatkan tim traffic accident analysis (TAA).
Pada 6 November kemarin dilakukan olah TKP kedua. Tujuanya untuk merunutkan kronologi peristiwa kecelakaan maut itu terjadi.
Analisis dilakukan menggunakan 3D scanner. Sehingga diharapkan bisa mengetahui kejadian pada saat sebelum, kejadian dan sesudah kejadian melalui analisis yang dibuat.
Lewat alat 3D scanner yang digunakan dalam olah TKP hari ini, nantinya runutan peristiwa itu akan tergambar dalam sebuah bentuk video animasi. Gambaran itu nantinya digunakan petugas dalam menganalisis penyebab hingga kronologi terjadinya kecelakaan maut tersebut.