Obat Antibodi Covid-19 China Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Antibodi DXP-604 sangat kuat sehingga kemungkinan akan mengobati mutasi apapun.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Para peneliti di China membuat kemajuan dalam mengembangkan obat untuk mengatasi infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Beberapa obat antibodi yang menetralisir virus muncul sebagai kandidat yang menjanjikan dalam uji klinis.
Menurut ahli biokimia Sunney Xie, tim peneliti telah menemukan antibodi penetral spektrum penuh yang telah menangani semua varian baru yang diketahui dalam eksperimen laboratorium. Antibodi ini dikenal DXP-604, yang sangat kuat sehingga kemungkinan akan mengobati mutasi Covid-19 apapun.
Obat baru dari DXP-604 tersebut saat ini telah menunjukkan tingkat efektivitas yang baik dalam uji klinis fase kedua. Pada 2 November, obat ini telah diberikan kepada 14 pasien Covid-19 di Rumah Sakit Ditan di Ibu Kota Beijing.
Sementara itu, Brill Biosciences baru-baru ini mengumumkan telah mengajukan Aplikasi untuk otorisasi penggunaan darurat dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) untuk terapi yang menggabungkan dua antibodi penetral, yaitu BRII-196 dan BRII-198.
Brii Biosciences adalah perusahaan farmasi multinasional yang berbasis di China dan Amerika Serikat (AS). Perusahaan ini mengembangkan obat bersama dengan Universitas Tsinghua dan Rumah Sakit Rakyat Ketiga di Shenzhen.
Sejauh ini, Brii Biosciences mengatakan hasil uji klinis fase ketiga di luar negeri telah menunjukkan bahwa obat tersebut dapat mengurangi risiko rawat inap dan kematian dari pasien Covid-19 hingga 78 persen. Banyak peserta yang terdaftar dalam uji coba yang dilaporkan terinfeksi dengan varian Delta.
Hong Zhi, ketua dan kepala eksekutif perusahaan, mengatakan bahwa sementara ini vaksinasi tetap menjadi senjata utama dalam melawan virus corona baru. Terapi antibodi memicu respons imun lebih cepat dan merupakan pengobatan yang paling tepat bagi pasien Covid-19, termasuk yang belum mengalami gejala apapun.
Sejak Juni, hampir 700 pasien Covid-19 di China telah menerima obat tersebut. Laporan pihak berwenang medis menunjukkan bahwa obat itu aman dan menunjukkan efek anti-virus yang baik pada berbagai varian yang muncul.
"Vaksin dan terapi antibodi adalah dua senjata yang saling melengkapi," kata Zhang Linqi, profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Tsinghua.