Bela Meghan, Pangeran Harry Kupas Awal Mula Istilah 'Megxit'

Istilah Megxit mengacu pada hengkangnya Harry dan Meghan dari Inggris.

Daniel Leal-Olivas/Pool Photo via AP
Pangeran Harry dan Meghan. Hengkangnya pasangan ini dari Inggris disebut sebagai Megxit oleh media massa.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pangeran Harry tak menyukai istilah yang disematkan media terhadap keputusannya bersama istrinya, Meghan Markle, untuk keluar dari tugas kerajaan Inggris. Media di Inggris menyebutnya sebagai "Megxit", terinspirasi dari "Brexit" yang menandai keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa .

Menurut Harry, "Megixt" adalah istilah misoginis, istilah yang dipakai oleh pembenci wanita. Harry mengatakan bahwa frasa itu adalah contoh kebencian media massa dan media sosial Inggris.

Harry menyebut, istilah Megxit muncul pertama kali lewat troll. Namun, koresponden kerajaan dan media massa juga mengekor menggunakannya.

Baca Juga



"Mungkin ada yang tahu soal ini atau mungkin tidak tahu, jadi istilah "Megxit" dulu merupakan istilah misoginis. Itu dibuat oleh troll, dipakai juga oleh koresponden kerajaan, dan itu tumbuh, tumbuh, dan tumbuh dalam media arus utama," kata Harry berbicara melalui video di panel "The Internet Lie Machine" yang diselenggarakan oleh majalah teknologi dan budaya AS, Wired.

Harry dan Meghan, yang secara resmi dikenal sebagai Duke dan Duchess of Sussex, pindah ke California, Amerika Serikat tahun lalu. Mereka ingin menjalani kehidupan mandiri.

Harry mengatakan bahwa sebagian alasan kepergian mereka adalah perlakuan rasialis terhadap Meghan. Ibu Meghan berkulit hitam dan ayahnya berkulit putih. Menurut Harry, Meghan ditulis secara rasis oleh media tabloid di Inggris.

Sebuah studi yang dirilis pada Oktober 2021 lalu oleh layanan analisis media sosial, Bot Sentinel, mengidentifikasi 83 akun Twitter yang dikatakan bertanggung jawab atas 70 persen konten kebencian dan informasi yang salah yang ditujukan kepada Meghan dan Harry. Mengacu pada penelitian tersebut, Harry mengatakan, mungkin bagian yang paling mengganggu dari hal itu adalah jumlah jurnalis Inggris yang berinteraksi dengan mereka malah memperkuat kebohongan tersebut.

"Dan media di Inggris mengangkat kebohongan itu sebagai kebenaran," kata Harry.

Sejak saat itu, Harry dan Meghan sejak saat itu mulai berkampanye melawan berita negatif di media sosial. Mereka tergerak karena menganggap berita negatif itu akan memengaruhi kesehatan mental orang banyak.

Harry menyebut informasi yang salah itu sebagai krisis kemanusiaan global. Ia juga berbicara tentang ibunya, Putri Diana, yang meninggal dalam kecelakaan mobil di Paris, Prancis saat dikejar paparazi.

"Aku tahu ceritanya dengan sangat baik. Saya kehilangan ibu saya karena kegilaan yang mereka dibuat sendiri dan jelas saya bertekad untuk tidak kehilangan ibu dari anak-anak saya karena hal yang sama," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler