Insiden Penembakan Alec Baldwin Berujung Gugatan

Alec Baldwin digugat atas insiden penembakan yang menewaskan satu kru film.

Flickr
Alec Baldwin digugat atas insiden penembakan yang menewaskan satu kru film.
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, 

Baca Juga


Oleh: Puti Almas, Farah Noersativa

Insiden penembakan saat syuting film 'Rust' yang melibatkan aktor Alec Baldwin pada akhirnya harus berujung dengan gugatan. Baldwin yang saat itu tengah memegang senjata properti untuk keperluan syuting menembakan senjatanya dan mengenai seorang sinematografer, Halyna Hutchins. Malang, Hutchins harus meregang nyawa akibat tembakan Baldwin.

Baldwin yang bermain dalam 'Rust' dan juga bertindak sebagai produser digugat atas penembakan secara tidak sengaja tersebut. Hal yang mengejutkan, Baldwin justru digugat salah satu kru dari film 'Rust', Serge Svetnoy, ke Pengadilan Tinggi Los Angeles. Ini menandai pertama kalinya tindakan hukum atas penembakan yang terjadi di lokasi syuting di New Mexico pada bulan lalu. 

Dalam kasus penembakan tersebut, ada lebih dari 20 terdakwa, termasuk diantaranya David Halls, asisten sutradara yang menyerahkan pistol kepada Baldwin. Kemudian ada pembuat senjata Hannah Gutierrez-Reed, yang mengawasi senjata di lokasi syuting.

Baldwin menembakkan pistol setelah diduga bahwa Halls menyerahkan senjata yang disebut tidak diisi dengan peluru asli. Namun, pada kenyataannya tidak demikian, membuat Hutchins harus kehilangan nyawa, serta sutradara Rust, Joel Souza juga terluka. 

Svetnoy mengklaim bahwa peluru itu nyaris tidak mengenainya, dan dia memeluk Hutchins saat dia meninggal. Kelalaian Baldwin dan para terdakwa lainnya telah menyebabkan penggugat sangat emosional dan merasa bahwa itu akan menghantuinya selamanya.

 

Lokasi syuting film Rust. Senjata yang dipegang aktor Alec Baldwin sebagai properti film Rust menewaskan sinematografer Halyna Hutchins, Kamis (21/10). - (AP)
 

“Tidak ada alasan untuk peluru hidup ditempatkan di senjata, 45 Colt itu di mana saja di set 'Rust', dan keberadaan peluru di revolver menimbulkan ancaman mematikan bagi semua orang di sekitarnya,” ujar Svetnoy dalam gugatan, dilansir RT.

Svetnoy menuduh produser film berusaha menghemat uang dengan gagal menyewa pembuat senjata yang kompeten dan berpengalaman. Tetapi seorang pengacara untuk Gutierrez-Reed yang berusia 24 tahun mengklaim bahwa seseorang memasukkan peluru tajam ke dalam kotak peluru tiruan di lokasi syuting, menyebut adanya tindakan sabotase.

Gugatan Svetnoy, yang mencari kompensasi dan ganti rugi yang tidak ditentukan, merinci serangkaian dugaan kegagalan untuk memeriksa senjata dengan benar saat dimuat oleh Gutierrez-Reed, hingga diberikan kepada Halls dan selanjutnya diserahkan kepada Baldwin sampai kemudian ditembakkan.

Sebelumnya, muncul teori soal sabotase senjata yang digunakan. Teori tersebut diungkapkan oleh pengacara dari Hannah Gutierrez-Reed (pembuat senjata di lokasi syuting film Rust) yakni Jason Bowles dan Robert Gorence.

Bowles dan Gorence mengumumkan sebuah teori sabotase baru yang liar sebagai alasan di balik penembakan fatal tersebut. Keduanya menyebut, beberapa pekerja atau kru dalam film itu yang merasa tidak puas mungkin harus bertanggungjawab.

 
 

Baik Bowles dan Gorence menduga, salah satu dari mereka mungkin telah mengisi pistol properti dengan peluru tajam langsung yang membunuh Halyna Hutchins. Komentar tersebut muncul menyusul fakta adanya sekitar enam anggota kru kamera keluar dari lokasi syuting karena masalah pembayaran dan perumahan, beberapa jam sebelum penembakan terjadi. Para pengacara menyebut hal itu berpotensi menjadi motivasi untuk menyabotase set lokasi syuting.

"Saya percaya, seseorang yang akan melakukan itu ingin menyabotase lokasi syuting, ingin membuktikan, ingin mengatakan bahwa mereka tidak puas, bahwa mereka tidak bahagia. Kami tahu bahwa orang-orang telah meninggalkan lokasi syuting sehari sebelumnya,” kata Bowles, seperti dilansir di laman Screen Rant.

Selain itu, Bowles menyebut pada situasi saat ini, mereka tidak bisa mengesampingkan siapa pun. Itu dikatakannya, saat ditanya mengenai kru yang mungkin harus disalahkan atas insiden tersebut.

Dia melanjutkan, mereka tahu ada percobaan untuk pengujian senjata yang seharusnya tidak ada di sana. Orang-orang yang keluar dari lokasi syuting itu, merasa tidak puas.

Menurutnya, itu terjadi dalam kerangka waktu antara pukul 11.00 hingga 13.00 waktu setempat. Saat itu merupakan waktu makan siang para kru.

“Di mana senjata api kadang-kadang tanpa pengawasan, jadi ada kesempatan untuk mengutak-atik adegan ini,” ujar Bowles.

Sheriff Mendoza, yang sedang menyelidiki kasus ini, mengatakan bahwa dia yakin ada hal lain di lokasi syuting. Laporan lain menyebut, anggota kru film Rust menggunakan senjata properti tersebut untuk melakukan pengecekan dentuman yang menggunakan penembakan target informal.

Kasus ini juga turus diinvestigasi. Namun, itu tidak menghentikan media dan pengamat biasa untuk berspekulasi tentang apa yang terjadi dan siapa yang harus menanggungnya.

Seperti halnya kasus kriminal, tidak mungkin untuk mengetahui apa pun dengan pasti sampai semua fakta, forensik, kesaksian, dan lainnya. Ini harus diselesaikan untuk memberikan gambaran yang akurat tentang apa yang terjadi dan meminta pertanggungjawaban pihak yang bersalah. Terlepas dari bagaimana kesimpulannya, insiden Rust akan menjadi  peringatan untuk keamanan senjata di set film. 

Alec Baldwin adalah aktor utama dan juga produser di film ini. Produksi harus dihentikan ketika Baldwin menembakkan revolver yang dia yakini tak diisi. Selain Hutchins, sutradara Joel Souza juga terluka dalam insiden tersebut. 

Baldwin pun buka suara kepada pers. Meski tidak bisa berkomentar banyak, tapi dia mendukung pembatasan penggunaan senjata asli dalam film dan acara televisi.


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler