Aprindo: Industri Ritel Sulit Tumbuh tanpa Peran UMKM

Konsumsi UMKM berperan penting dalam pertumbuhan industri ritel saat ini.

Antara/Basri Marzuki
Seorang pelaku usaha kecil menata aneka produknya pada Pameran Produk UMKM. ilustrasi
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan perkembangan industri ritel ke depan akan sangat bergantung kepada pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di dalam negeri. Pasalnya, kegiatan UMKM semakin memegang peran penting sebagai salah satu konsumen ritel.

Baca Juga


Ketua Aprindo, Roy Nicholas Mandey, mengatakan, tahun ini Aprindo terus mengangkat peran UMKM dalam kemajuan bisnis ritel nasional. Hal itu juga didorong dalam gelaran Hari Ritel Nasional 2021 yang mulai digelar sejak Kamis (11/11) hingga akhir tahun ini.

"Setiap kegiatan ritel selalu ada people, system, dan tools. Dalam hal ini, UMKM adalah salah satu mitra bagi industri ritel," kata Roy dalam Pembukaan HRN 2021 di Jakarta, Kamis (11/11).

Ia mengatakan, konsumsi UMKM berperan penting dalam pertumbuhan industri ritel saat ini. Pelaku UMKM sektor makanan misalnya, mulai banyak yang memperoleh kebutuhan bahan bakunya dari toko ritel modern, selain pasar tradisional.

Selain itu, hasil dari penjualan UMKM, pun juga dibelanjakan untuk kebutuhan pribadi melalui toko ritel. Roy mengatakan, hal itu menjadi lingkaran ekonomi yang saling menguntungkan antara toko ritel dan UMKM itu sendiri.

Namun, konsumsi UMKM sangat bergantung pada tingkat permintaan masyarakat sebagai konsumen. "Oleh karena itu, Aprindo menyadari konsumsi masyarakat perlu terus didorong. Konsumsi juga menjadi salah satu pembentuk produk domestik bruto (PDB) nasional," kata Roy.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I tercatat minus 0,74 persen. Kemudian meningkat 7,07 persen pada kuartal II dan 3,51 persen di kuartal III.

Roy mengingatkan, angka tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat konsumsi masyarakat yang saat ini menyumbang 50 persen lebih terhadap pembentukan angka PDB. "Jadi, apa yang kita belanjakan dan konsumsi oleh 273 juta masyarakat yang memberikan kontribusi bagi ekonomi kita," katanya.

Sementara itu Ketua Hari Ritel Nasional 2021, Setyadi Surya, menambahkan, tahun ini Aprindo kembali fokus pada UMKM karena kontribusinya kepada ritel yang semakin besar. "Kami percaya, ritel tidak akan tumbuh tanpa UMKM. Makin maju UMKM, makin terata pula ritel modern sehingga UMKM sebagai objek sentra yang harus ditumbuhkembangkan pada hari ritel nasional," katanya.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Oke Nurwan, mengatakan, UMKM memberikan kontribusi serapan tenaga kerja sekitar 92 persen atau lebih besar dari usaha besar di Indonesia. Besarnya kontribusi itu direspons dengan penguatan kerja sama antara toko ritel dan UMKM dalam membantu pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Namun ia mencatat, produk yang beredar dalam kegiatan ritel dan UMKM saat ini masih bercampur dengan produk impor. Pemerintah mengharapkan ke depan porsi produk lokal dapat terus meningkat dan menguasai pasar dalam negeri.

"Kalau konsumsi itu berperan penting ke pertumbuhan ekonomi kita, akan lebih bagus lagi manakala itu diwarnai oleh produk-produk dalam negeri," kata dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler