Astronom Temukan Lubang Hitam di Luar Galaksi Bima Sakti
Ilmuwan terus mencari lubang hitam di sudut alam semesta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Menemukan lubang hitam atau black hole tidaklah mudah. Sebab, lubang hitam menyerap semua cahaya, teleskop biasanya tidak dapat melihatnya secara langsung.
Tetapi lubang hitam mana pun akan meninggalkan jejak. Misalnya, gravitasinya akan memengaruhi pergerakan benda-benda di sekitarnya dan benda-benda itu dapat dipelajari oleh teleskop.
Sekarang, mengejar satu petunjuk tersebut, para astronom telah menemukan lubang hitam di sebuah klaster di luar Bima Sakti. Ini merupakan lubang hitam pertama yang pernah terlihat di luar galaksi kita sendiri dengan teknik ini.
Dilansir dari Space, Kamis (11/11), para astronom membuat penemuan Very Large Telescope (VLT) dari European Southern Observatory yang berada di atas gunung gurun di Chili utara. Para peneliti mengarahkan pandangan VLT pada NGC 1850, sebuah klaster yang terletak di Large Magellanic Cloud yang berdekatan, sekitar 160.000 tahun cahaya dari Bumi. Di sini, para ilmuwan dapat melihat ribuan bintang sekaligus.
Seorang astrofisikawan di Liverpool John Moores University di Inggris, Sara Saracino mengatakan mereka melihat bintang di klaster mirip seperti Sherlock Holmes yang melacak geng kriminal dari kesalahan langkah mereka.
"Kami melihat setiap bintang di klaster ini dengan kaca pembesar di satu tangan, mencoba menemukan beberapa bukti keberadaan lubang hitam tetapi tanpa melihatnya secara langsung,” kata Saracino mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Para peneliti mengamati gerakan bintang-bintang untuk menemukan tanda-tanda lubang hitam hantu. The smoking gun, seolah-olah adalah bintang sederhana yang massanya sekitar lima kali massa matahari. Para astronom menemukan kesalahan halus dalam gerakan bintang itu: tanda lubang hitam yang mengorbit bintang itu.
Dalangnya adalah sebuah lubang hitam dengan massa sekitar 11 kali matahari. Rumahnya, gugus bintang yang disebut NGC 1850, baru berusia sekitar 100 juta tahun, bisa dibilang masih bayi menurut skala kosmik. Tidak ada lubang hitam, kata para astronom, yang pernah ditemukan di sebuah gugusan semuda itu.
Penelitian ini akan dipublikasikan di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. Sekarang, para peneliti berpikir teknik yang sama dapat membantu menemukan lubang hitam lain di sudut-sudut gelap alam semesta lainnya, membantu kita memahami bagaimana benda-benda aneh ini menua dan berkembang.
“Hasil yang ditampilkan di sini hanya mewakili salah satu penjahat yang dicari, tetapi ketika Anda telah menemukannya, Anda sedang dalam perjalanan untuk menemukan banyak lagi, dalam klaster yang berbeda,” kata Saracino.