Penyebaran Varian Delta Meluas di China

Saat ini China sedang menghadapi penyebaran Delta terluas.

EPA-EFE/ALEX PLAVEVSKI
China sedang menghadapi gelombang baru kasus Covid-19
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China sedang menghadapi gelombang baru kasus Covid-19 yang disebabkan varian Delta. Kasus infeksi lokal terus ditemukan dan meningkat.

Pada Ahad, Negeri Tirai Bambu melaporkan 32 kasus baru Covid-19 yang ditularkan secara lokal. Dalian menjadi daerah yang menyumbang sebagian besar kasus. Berdasarkan penghitungan sejak 17 Oktober lalu, China sudah mencatatkan 1.308 kasus Covid-19 penularan lokal.

Angka itu melampaui wabah lokal akibat Delta yang tercatat pada musim panas, yakni sebanyak 1.280 kasus. Dengan demikian, saat ini China sedang menghadapi penyebaran Delta terluas. Sebanyak 21 provinsi, wilayah, dan kotamadya telah terdampak varian Covid-19 paling menular tersebut.

Pejabat Komisi Kesehatan Nasional China, Wu Liangyou, salah satu daerah yang sedang berjuang menghadapi penyebaran Delta adalah Dalian. Kota itu melaporkan pasien lokal bergejalanya pada 4 November lalu. Sejak saat itu, kota pelabuhan berpenduduk 7,5 juta jiwa itu mencatatkan rata-rata 24 kasus lokal per hari. Angka itu lebih banyak dibandingkan kota-kota lainnya di China.

Pada Ahad lalu, otoritas kesehatan Dalian mengatakan, sekitar 10 ribu mahasiswa di daerah tersebut telah dikarantina. Dua aula mahasiswa di zona barat Universitas Zhuanghe dikosongkan. Sebanyak 3.291 mahasiswa yang sempat dikarantina di sana dipindahkan ke hotel karantina. Mereka dianggap sebagai kontak erat dan individu berisiko tinggi.

Sementara 7.884 mahasiswa lainnya tak direlokasi ke hotel karantina. Mereka tetap menjalani isolasi di aula. "Zhuanghe telan mengerahkan personel darurat ke universitas kota guna membantu manajemen mahasiswa dan untuk mencegah infeksi keluar," kata Plt Wali Kota Zhuanghe Sun Gongli, dilaporkan South China Morning Post.

Dalian sudah mencatatkan 28 kasus yang terkait dengan Universitas Zhuanghe. Klaster di tempat itu setidaknya menyumbang 72 kasus. Penularan di universitas tersebut diduga dimulai dari pekerja kantin.

Menurut Wakil Direktur Komisi Kesehatan Dalian, Zhao Lian, kasus-kasus Covid-19 di daerahnya turut terkait dengan dua perusahaan makanan yang menangani makanan beku impor. Menurut data, setidaknya 80 kasus di sana terhubung ke fasilitas penyimpanan dingin dan perusahaan makanan beku.

Saat ini bisnis dan fasilitas makanan beku di sana diperintahkan tutup. Karena Delta telanjur menyebar, warga pun diperintahkan tak meninggalkan rumah. Kegiatan belajar mengajar di sekolah turut dihentikan.

Pemerintah setempat telah mengerahkan ribuan sukarelawan untuk memasok makanan dan kebutuhan warga. Beberapa kota di dekat Dalian, termasuk Dandong, Anshan, dan Shenyang, telah menerapkan peraturan karantina bagi siapa pun pelancong yang datang dari Dalian. Mereka harus menjalani masa karantina selama 14 hari di fasilitas terpusat.

Hingga berita ini ditulis, China, secara total, sudah melaporkan 98.340 kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 4.636 jiwa.


Baca Juga


Eropa Kembali Jadi Pusat Pandemi
Saat ini Eropa kembali jadi pusat baru pandemi Covid-19. Kasus baru dan kematian akibat infeksi terus melonjak di sana. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, Eropa menyumbang dua juta kasus baru pada pekan pertama November.

Jumlah itu merupakan yang terbesar sejak benua tersebut dilanda pandemi. Pada pekan pertama bulan ini, Eropa pun menyumbang 27 ribu kematian atau lebih dari separuh dari yang tercatat secara global.

Dalam beberapa pekan terakhir, Jerman melaporkan rekor jumlah infeksi harian di atas 50 ribu kasus. Belanda mencatatkan lebih dari 16 ribu kasus atau yang terbesar sejak negara tersebut menghadapi pandemi. Hal itu mendorong Negeri Kincir Angin menerapkan pembatasan sosial ketat pada Sabtu (13/11) pekan lalu. Pembatasan itu bakal diterapkan setidaknya hingga tiga pekan.

Belgia pun menerapkan lagi pembatasan terkait Covid-19. Peraturan mengenakan masker di tempat umum kembali diterapkan. Warga yang hendak mendatangi restoran, bar, atau pusat kebugaran harus menunjukkan bukti telah divaksinasi.

Di wilayah Eropa Timur, situasi pun tampak memburuk. Selama tiga pekan terakhir, negara seperti Rumania, Bulgaria, dan Latvia mencatatkan rekor kematian akibat Covid-19. Jumlah kasus di wilayah itu pun melonjak.

Ahli biologi evolusi dan biostatistik di universitas KU Leuven, Tom Weseleers, mengaku mencemaskan peningkatan kasus Covid-19 di Benua Biru. Dia yakin, penyerapan vaksin yang rendah dan keraguan tinggi terhadap vaksin menjadi pemicu utama hal tersebut.

"Ini bukan soal kekurangan vaksin. Meskipun memiliki akses ke vaksin, negara-negara (Eropa) tidak berhasil meyakinkan penduduknya untuk divaksinasi," ujar Weseleers

sumber : AP / Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler