Sosok Bill Richardson, Diplomat Pembebas Jurnalis AS

Richardson bertemu dengan pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing pada bulan ini.

The Richardson Center via AP
Dalam foto yang disediakan oleh Richardson Center ini, mantan Duta Besar AS untuk PBB Bill Richardson, kanan, berpose dengan jurnalis Danny Fenster di Naypyitaw, Myanmar, Senin, 15 November 2021.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan Gubernur New Mexico, Bill Richardson membantu membebaskan jurnalis Amerika, Danny Fenster dari penjara Myanmar pada Senin (15/11). Pembebasan ini menambah daftar prestasi Richardson sebagai negosiator yang kerap berurusan dengan diktator terkenal.

Richardson mengunggah fotonya bersama Fenster di depan sebuah pesawat jet yang akan menerbangkan mereka kembali ke Amerika Serikat (AS). Pembebasan itu membawa kelegaan bagi keluarga Fenster di Detroit dan disambut oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken. Pembebasan terjadi setelah Richardson bertemu dengan pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing pada bulan ini.

Richardson merupakan satu-satunya orang asing yang melakukan pertemuan dengan Min Aung Hlaing, sejak kudeta militer pada 1 Februari lalu. Kunjungan Richardson ke Myanmar memicu kecaman dari para aktivis. Mereka menuduh Richardson memberikan legitimasi kepada junta. Saluran TV yang dikelola militer Myanmar pada Senin mengatakan, Fenster diberikan amnesti atas alasan kemanusiaan.

Richardson terlibat di Myanmar pada pertengahan 1990-an. Dalam wawancara dengan Foreign Policy, Richardson merupakan orang pertama yang membuat para jenderal membebaskan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dari penjara dan menjadi tahanan rumah.

Namun, Richardson kemudian bersiteru dengan Suu Kyi atas penangkapan dua jurnalis Reuters saat melaporkan pembunuhan Muslim Rohingya pada 2017. Ketika itu, Suu Kyi secara de facto telah menjadi pemimpin pemerintahan sipil.  Richardson gagal membebaskan kedua wartawan itu.

Baca Juga


Richardson memulai karirnya sebagai negosiator untuk pembebasan penyanderaan pada 1994. Kemudian dia terpilih sebagai anggota House of Representative, dan melakukan perjalanan ke Korea Utara untuk membahas kesepakatan nuklir yang diinisiasi oleh mantan Presiden Bill Clinton.

Korea Utara menembak jatuh sebuah helikopter militer AS yang memasuki wilayahnya. Tembakan itu menewaskan satu pilot, dan Korea Utara menangkap beberapa orang lainnya.

Serangan itu terjadi ketika Richardson dalam perjalanan menuju Korea Utara. Namun serangan tersebut tidak menghentikan langkah Richardson untuk bernegosiadi. Dia berada di Pyongyang selama beberapa minggu untuk bernegosiasi.

Richardson juga pernah bertemu dengan diktator Irak Saddam Hussein. Ketika itu, Richardson bernegosiasi untuk pembebasan dua warga Amerika yang ditahan setelah menyimpang dari perbatasan Kuwait.

 “Aturan pertama dalam bernegosiasi, dengan saya, adalah Anda harus berhubungan dengan musuh Anda secara pribadi. Anda harus menghormati mereka. Anda harus tahu apa yang membuat mereka tergerak,” kata Richardson dalam sebuab podcast yang diproduksi oleh majalah Foreign Policy pada 2018.

 “Anda harus membiarkan pihak lain menyelamatkan muka dan menemukan beberapa cara agar mereka mendapat pujian, bahwa mereka mendapatkan sesuatu dari negosiasi, pada dasarnya, satu-satunya hal yang mungkin dilakukan adalah pujian atas sikap kemanusiaan," kata Richardson menambahkan.

Richardson kemudian menjabat sebagai duta besar AS untuk PBB dan menteri energi di bawah pemerintahan Clinton. Dia terpilih sebagai gubernur New Mexico pada 2002. Namun dia gagal mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Demokrat pada 2008.

Richardson dan stafnya, di Richardson Center for Global Engagement sekarang sering bepergian dengan misi pribadi, tanpa izin dari pemerintah AS. Mereka melakukan misi atas permintaan keluarga orang-orang yang diculik, ditahan, atau dibunuh di negara-negara yang memiliki hubungan sulit dengan Washington.

Pada 2014 Richardson kembali ke Korea Utara bersama CEO Google Eric Schmidt. Ketika itu, dia meminta Korea Utara untuk membebaskan misionaris Korea-Amerika Kenneth Bae.

Richardson juga membebaskan seorang siswa, Otto Warmbier yang dibawa kembali ke Amerika Serikat pada 2017 dalam kondisi kesehatan yang buruk. Tak lama kemudian, Warmbier meninggal dunia. Richardson berurusan dengan para pemimpin Islam Iran untuk membantu pembebasan Xiyue Wang pada 2019 dan Michael White pada 2020.




sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler