Ari Lasso Jalani Kemoterapi, Ini Efek Sampingnya
Ari Lasso menderita penyakit kanker langka bernama DLBCL.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penyanyi Ari Lasso mengumumkan kabar terbaru kesehatannya. Untuk pertama kalinya, dia mengunggah foto yang memperlihatkan dirinya gundul setelah menjalani pengobatan kemoterapi.
Ari menderita penyakit kanker langka bernama DLBCL (Diffuse Large B-cell Lymphoma). Kemoterapi adalah salah satu metode pengobatan untuk menghilangkan kanker. Namun, kemoterapi memiliki efek samping karena pengobatan ini menyebar ke seluruh tubuh yang dapat memengaruhi sel normal dan sehat. Kerusakan sel sehat inilah yang dapat menyebabkan efek samping.
Beberapa sel normal yang rusak karena kemoterapi adalah sel pembentukan darah di sumsum tulang, folikel rambut, dan sel di mulut, saluran pencernaan, serta sistem reproduksi. Terkadang, pasien dapat minum obat untuk membantu melindungi sel-sel normal tubuh atau menjalani perawatan untuk membantu meringankan efek samping.
Setiap orang mendapat efek samping yang berbeda dari kemoterapi, ada yang banyak dan sedikit. Tingkat keparahan efek samping sangat bervariasi. Oleh karena itu, sebelum menjalankan kemoterapi, pasien akan berdiskusi dulu dengan dokter.
Dilansir di American Cancer Society, Selasa (16/11), kelelahan, rambut rontok, mudah memar dan berdarah merupakan efek samping umum. Selain itu, pasien juga mungkin terkena anemia, mual dan muntah, perubahan nafsu makan, diare, neuropati perifer atau masalah saraf lain.
Sejumlah pasien juga merasakan beberapa perubahan, seperti perubahan kulit dan kuku, misalnya kulit kering dan perubahan warna. Perubahan urine dan kandung kemih dirasakan dan perubahan berat badan.
Berapa lama efek samping berlangsung?
Banyak efek samping yang akan hilang dengan cepat. Namun, bagi sebagian orang mungkin membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk hilang sepenuhnya. Terkadang efek sampingnya bisa berlangsung seumur hidup, seperti saat kemoterapi menyebabkan kerusakan jangka panjang pada jantung, paru-paru, ginjal, atau organ reproduksi. Jenis kemoterapi tertentu terkadang menyebabkan efek tertunda, seperti kanker kedua yang mungkin muncul beberapa kemudian.
Orang sering menjadi putus asa tentang durasi pengobatan atau efek samping yang dimiliki. Untuk mengatasi hal ini, bicarakan dengan tim perawatan kanker supaya dapat mencari cara untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dialami.