Menguak Keributan Pembelian Newcastle yang tak Berujung

Pertemuan klub bulat menyuarakan penolakan mereka atas pembelian ini.

Owen Humphreys/PA via AP
Manajer Newcastle United yang baru diangkat Eddie Howe, kanan, berjalan di lapangan sebelum konferensi pers di St. James
Rep: Eko Supriyadi Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ribut-ribut soal ambil alih Newcastle oleh perusahaan yang terafiliasi dengan Arab Saudi ternyata belum usai. Padahal, pembelian saham mayoritas oleh Public Investment Fund (PIF) yang dimiliki putra mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, telah selesai dilakukan. 

Baca Juga


Ketua Liga Primer Inggris, Gary Hoffmann, di ambang pengunduran diri menyusul reaksi keras dari sejumlah klub atas pengambilalihan Newcastle. Dikutip dari Sky Sports, Rabu (17/11), Hoffmann, yang baru menduduki jabatan non-eksekutif 18 bulan lalu, dikabarkan segera melepas tanggung jawab, menyusul tekanan dalam beberapa pekan terakhir. 

Bahkan, seorang eksekutif di salah satu klub papan atas mengeklaim, pengumuman pengunduran diri Hoffman bakal dilakukan dalam beberapa hari ke depan. Masih ada kemungkinan Hoffman berubah pikiran jika ada banyak klub yang membujuknya. Namun 'orang dalam' di Liga Primer menyebut kemungkinan itu kecil. Adapun 20 klub papan atas disebut telah diberitahu situasi tersebut. 

Pengunduran diri Hoffman terjadi menyusul kekisruhan selama beberapa pekan, karena memberi izin pembelian Newcastle senilai 305 juta poundsterling oleh sebuah konsorsium yang dipelopori oleh PIF milik Saudi. Pembelian tersebut dilakukan dalam momen yang sensitif untuk sepak bola Inggris. Mantan menteri olahraga Inggris, Tracey Crouch bahkan sampai merekomendasikan pembentukan IREF (Regulator Independen untuk Sepak Bola Inggris).

IREF bakal mengambil alih kewenangan baru untuk mengatur kepemilikan dan tata kelola klub profesional. Rekomendasi itu kabarnya akan diterbitkan pekan depan. Kepergian Hoffman, pebisnis kelas kakap yang membuat Northern Rock tetap hidup setelah nasionalisasi selama krisis keuangan 2008, bakal membuat situasi makin panas. Pasalnya, hal tersebut akan memberikan amunisi baru kepada mereka yang menuding organisasi sepak bola Inggris tidak mampu mengatur diri sendiri.

Tak hanya itu, situasi ini juga akan menimbulkan pertanyaan tentang siapa kandidat yang pantas menggantikannya. Mengingat dorongan kuat dari klub Liga Primer agar Hoffmann mundur. Laporan bulan lalu mengungkapkan klub-klub menyampaikan mosi tidak percaya mereka atas Hoffman karena merestui pembelian the Magpies. 

Isu hengkangnya Hoffman ini makin sensitif, karena Liga Primer hampir mengamankan kontrak penjualan hak siar televisi Amerika Serikat, yang nilainya memecahkan rekor. Klub papan atas menilai, Liga Primer seharusnya mendapatkan informasi yang lebih detail soal perkembangan negosiasi Newcastle. Beberapa eksekutif klub bahkan menilai kesepakatan itu seharusnya diblokir karena catatan hitam hak asasi manusia rezim Saudi.

Pertemuan 20 klub bulan lalu juga bulat menyuarakan penolakan mereka transaksi yang dipimpin Amanda Staveley tersebut. Hanya Newcastle yang menentang penolakan itu, sementara Manchester City, yang dimiliki anggota keluarga penguasa Abu Dhabi, memilih abstain. Hoffman, memiliki karier yang sukses dalam bisnis dan keuangan, serta menjabat sebagai ketua Yayasan Sepak Bola. 

Sebagai mantan eksekutif Barclays, dia memimpin Visa Europe, menjalankan perusahaan asuransi Hasting dan sekarang memimpin bank digital, Monzo. 

Ia memimpin Liga Primer pada Juni 2020. Hoffman sempat terjebak dalam Big Picture Project, inisiatif yang dipimpin oleh Liverpool dan Manchester United, untuk mengurangi jumlah tim Liga Primer menjadi 18. Proyek itu juga ingin menyalurkan sebagian dari pendapatan klub papan tas ke Liga Sepak Bola Inggris.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler