Kenaikan Kasus Sekecil Apa Pun yang Harus Tetap Diwaspadai

Kenaikan kasus Covid-19 salah satunya tercatat terjadi pada pasien Wisma Atlet.

Republika/Thoudy Badai
Petugas melakukan panggilan video sebelum mengevakuasi pasien Covid-19 menuju RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Indonesia mewaspadai kenaikan kasus Covid-19 sekecil apapun.
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Dessy Suciati Saputri

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyatakan, sekecil apa pun angka kenaikan kasus di sejumlah daerah tetap mesti diwaspadai. Alasannya, kenaikan kasus berpotensi menjadi titik mula lonjakan kasus.

"Ini menjadi perhatian kita bersama untuk melakukan tindakan-tindakan, upaya-upaya sesegera mungkin agar tidak terjadi pelonjakan," ujar Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Sonny Harry B Harmadi dalam diskusi yang diikuti secara virtual di Jakarta, Rabu (17/11).

Ia menjelaskan, alur penularan berawal dari satu orang yang positif Covid-19, menularkan ke orang lainnya, dan kemudian membentuk rantai penularan. Kenaikan ini, kata dia, dapat terlihat dari keterisian tempat tidur di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran.

Pada 6 November jumlah pasien di Wisma Atlet terlaporkan 209 orang, tapi pada 13 November jumlahnya menjadi 273 orang. "Sebelum akhir tahun sudah terjadi kenaikan kasus. Walaupun masih dalam rentang kendali walaupun terjadi kenaikan kasus dalam jumlah kecil, sekecil apa pun kita betul-betul tetap berhati-hati dan berusaha melakukan upaya-upaya terbaik agar tidak kemudian berkembang," katanya.

Secara keseluruhan, menurutnya, kasus aktif maupun kasus konfirmasi harian memang sudah turun hingga 99 persen apabila dibandingkan dengan puncak gelombang kedua pada Juli lalu. Saat ini kasus Covid-19 harian pun telah di bawah 400 kasus per hari. Angka ini melampaui target yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

"Kalau rekomendasi WHO kita bisa mengendalikan Covid-19 apabila jumlah kasus tidak melampaui 10 orang per hari per satu juta penduduk. Nah, kalau 10 orang per satu juta penduduk kan kira-kira 2.700 orang," kata dia.

Untuk terus mempertahankan angka penularan yang kecil ini, Satgas Covid-19 dihadapkan pada tantangan utamanya saat Natal dan tahun baru. Mobilitas yang meningkat bakal beriringan dengan adanya kerumunan dan berujung pada peningkatan kasus.

Maka dari itu, ia meminta masyarakat yang melakukan mobilitas untuk tetap disiplin menggunakan masker dan menghindari kerumunan. Sebab, kunci untuk mengakhiri pandemi, yakni dengan taat prokes, termasuk vaksinasi.

"Ini belum masuk masa libur panjang ya atau belum masuk masa Natal dan tahun baru (sudah ada kenaikan). Jadi, kita sudah berupaya berhati-hati sebisa mungkin tugas dari Satgas Covid-19 daerah jangan sampai lengah," ujar Sonny.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali menegaskan agar jajarannya fokus mengendalikan kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi di sejumlah provinsi. Meskipun angka kenaikan kasus masih sedikit, kondisi tersebut harus dikendalikan sehingga tak menyebabkan terjadinya lonjakan yang tinggi.

“Lebih fokus lagi agar dilihat provinsi-provinsi, kabupaten, dan kota yang mengalami kenaikan. Meskipun sedikit agar diberikan perhatian,” ujar Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (17/11).

Ia menekankan, penurunan kasus harian dan kasus aktif harus menjadi fokus utama pemerintah. Saat ini, kasus aktif di Indonesia sudah berada di bawah 9.000, sedangkan penambahan kasus positif antara 300-400 per hari.

Jokowi mengingatkan, kenaikan kasus saat ini tengah terjadi di berbagai negara lain di dunia. Seperti di Amerika Serikat yang mengalami lonjakan kasus harian hingga 70 ribu, Inggris melonjak hingga 39 ribu, Rusia meningkat hingga 38 ribu, dan Jerman meningkat hingga 30 ribu kasus.

“Ini harus menjadi kewaspadaan kita agar kejadian ini tidak masuk ke negara kita,” ujar Jokowi.

Karena itu, Presiden menginstruksikan jajarannya untuk membantu pemerintah daerah mengendalikan kasus yang tengah mengalami kenaikan. “Provinsi-provinsi yang naik meskipun hanya sedikit betul-betul diberi peringatan dan diberi bantuan, back up agar kasusnya bisa turun kembali. Kabupaten dan kota juga sama dilihat secara detail karena kita datanya komplet semuanya agar juga diberikan bantuan agar kasusnya bisa menjadi lebih turun,” kata Jokowi.

Baca Juga


Upaya pencegahan kenaikan kasus salah satunya dilakukan melalui pengetatan pelaku perjalanan luar negeri. Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan sebesar 54,3 persen kasus positif Covid-19 dari pelaku perjalanan luar negeri merupakan varian mutasi virus berbahaya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia menyebutkan bahwa hasil tersebut berdasarkan dari pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) pada setiap pelaku perjalanan luar negeri dinyatakan positif Covid-19. "Kami di Dinas Kesehatan DKI Jakarta secara aktif melakukan pemeriksaan WGS ini untuk melihat adanya kemungkinan mutasi virus yang berbahaya atau variant of concern (VOC) dengan hasil sejauh ini 54,3 persen adalah mutasi virus berbahaya," kata Dwi di Jakarta, Rabu.

Dwi memaparkan, pihaknya telah memeriksa WGS sebanyak 2.245 sampel dengan hasil 54,3 persen hasil pemeriksaan WGS adalah mutasi virus yang berbahaya (VOC). Tercatat sekitar 93 persen VOC adalah varian Delta dan subvariannya, sedangkan sisanya adalah varian Alpha, Beta, dan Kappa.

Sementara 28 persen dari jumlah VOC menjangkit pada individu usia di bawah 18 tahun, 62 persen menular pada orang berusia 19-59, dan 10 persen pada usia 60 tahun ke atas. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, sebaran kasus positif hari ini berdasarkan wilayah, yaitu Jakarta Selatan 24 kasus (18,46 persen), Jakarta Utara 13 kasus (10 persen, Jakarta Timur 12 kasus (9,23 persen), Jakarta Barat 11 kasus (8,46 persen), Jakarta Pusat 9 kasus (6,92 persen), dan luar DKI Jakarta/pekerja imigran 61 kasus (46,92 persen).

Sementara itu, kasus positif berdasarkan kelompok usia, yakni 0-18 tahun sebanyak 6,93 persen, 19-59 tahun sebanyak 110 kasus (84,62 persen), dan 60 tahun ke atas sebanyak 11 kasus (8,46 persen). Dinkes DKI juga menyebutkan masyarakat usia 12 tahun ke atas diimbau segera melengkapi vaksinasi dua kali, melakukan gaya hidup sehat, dan kontrol penyakit komorbid bagi yang memiliki.

Di samping itu, tetap memakai masker dan melakukan protokol kesehatan 5M lainnya. Segera datangi Puskesmas terdekat jika memiliki gejala Covid-19 atau kontak erat kasus positif untuk dilakukan pemeriksaan PCR secara gratis.

Infografis Vaksin Covid-19 - (republika.co.id)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler