Korea Selatan Kembali Laporkan Kasus Harian Covid Tertinggi
Korea Selatan pada Rabu melaporkan lebih dari 3.000 kasus baru Covid-19
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Korea Selatan pada Rabu melaporkan lebih dari 3.000 kasus baru Covid-19, lonjakan harian tertinggi kedua sejak wabah pandemi di negara itu tahun lalu, kata media setempat.
Menurut Kantor Berita Yonhap, selama 24 jam terakhir, negara itu mencatat 3.187 kasus baru, yang meningkat tajam dari 2.125 sehari sebelumnya, sehingga total beban kasus menjadi 402.775, bersamaan saat Korea Selatan memerangi gelombang keempat pandemi.
Negara itu juga melaporkan 522 kasus orang sakit kritis, memecahkan rekor sebelumnya 495 kasus pada Selasa. Sejak 7 Juli, infeksi baru telah meningkat di Korea Selatan setelah munculnya varian Delta.
Pada 25 September, negara itu melaporkan 3.270 kasus, yang merupakan jumlah kasus harian tertinggi sejak pecahnya Covid-19 tahun lalu. Dengan 21 kasus kematian, total kematian di negara itu mencapai 3.158, menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea.
Ibu kota Seoul, salah satu hotspot utama Covid-19 di negara itu, melaporkan 1.432 kasus dalam 24 jam terakhir, jumlah tertinggi dalam satu hari, memberi tekanan pada rumah sakit yang sudah terlalu terbebani karena tingkat hunian tempat tidur secara intensif. Unit perawatan untuk pasien Covid-19 melampaui 80 persen.
Kasus melonjak setelah pemerintah melonggarkan pembatasan Covid-19 di seluruh negeri di bawah skema "hidup dengan COVID-19" pada 1 November untuk kembali ke kehidupan normal, menurut laporan itu.
Di bawah skema baru, pemerintah mengizinkan orang untuk berkumpul dalam kelompok hingga 10 orang di ibu kota Seoul dan sekitarnya, sementara batas dinaikkan menjadi 12 orang di bagian lain negara itu, terlepas dari vaksinasi.
Batas jam kerja untuk bisnis juga dicabut, meskipun orang akan terus memakai masker di dalam ruangan. Menghadiri bar, klub malam, dan gym dalam ruangan memerlukan vaksinasi dan pengunjung harus menunjukkan sertifikat vaksinasi atau hasil tes negatif Covid-19 saat mengunjungi fasilitas berisiko tinggi.
Korea Selatan berencana untuk menghapus semua pembatasan pada akhir Februari tahun depan. Sementara itu, Perdana Menteri Kim Boo-kyum pada Rabu mengumumkan memperpendek periode interval enam bulan untuk dosis booster menjadi empat bulan untuk orang berusia 60 tahun ke atas.
Langkah ini bertujuan untuk melindungi warga lanjut usia karena saat ini mayoritas orang yang sakit kritis berusia di atas 60 tahun, menurut laporan agensi. Kim menambahkan bahwa interval inokulasi untuk orang berusia 50 juga harus dipotong dari enam menjadi lima bulan.
Sejauh ini, 42,06 juta orang, atau 81,9 persen dari 52 juta penduduk negara itu, telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19, sementara lebih dari 40,24 juta, atau 78,4 persen orang, telah divaksinasi penuh, menurut badan tersebut.