Setahun Vakum, Wisata Kampung Korea di Bandung Menggeliat 

Para pengunjung yang datang ke Kampung Korea tidak harus membayar tiket masuk. 

MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS/ANTARA
Wisatawan menggunakan pakaian tradisional Korea (Hanbok) berswafoto di Wisata Kampung Korea.
Rep: M Fauzi Ridwan Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Objek wisata Kampung Korea yang berada di kawasan Kiara Artha Park di Jalan Kiaracondong, Kota Bandung mulai menggeliat kembali pasca-vakum setahun akibat pandemi Covid-19. Pengelola kini menggandeng pelaku UMKM untuk meramaikan objek wisata tersebut.


Para pengunjung yang memasuki Kampung Korea akan langsung disuguhi bangunan-bangunan dan ornamen ala Korea. Kuliner yang dijual pun merupakan makanan asal negeri Ginseng tersebut. Suasana yang khas Korea membuat pengunjung seolah-olah berada di Korea.

"Kurang lebih hampir setahun (vakum), kita hidupkan kembali dan make over lah dari nol sampai sekarang," ujar Marketing Communication Kampung Korea Fikri Budiman, Kamis (18/11).

Dia menuturkan, Kampung Korea saat ini mengusung konsep culture space atau membuka budaya-budaya lain yang ingin tampil. Selain itu pihaknya menggandeng para pelaku UMKM yang ingin berkembang dan dimentori dengan jumlah 40 yang ada saat ini.

Fikri mengatakan, mereka yang datang ke Kampung Korea akan disuguhi bangunan-bangunan dan ornamen serta suasana ala Korea. Bahkan seluruh kuliner yang dijual di Kampung Korea merupakan makanan khas negeri ginseng.

Pihaknya juga menyediakan busana Korea yang dapat dipinjam di lokasi oleh pengunjung dengan harga yang terjangkau. Selain itu pengunjung yang datang dapat melakukan swafoto di tempat yang instagramable.

Dia mengatakan, para pengunjung yang datang ke Kampung Korea tidak harus membayar tiket masuk alias gratis. Pihaknya saat ini, memiliki misi menggandeng UMKM dan menaikkan kelas.

"Bagaimana caranya kita membantu UMKM dengan memberikan space dan kita desain dan kita bagaimana caranya UMKM ini terlihat modern dan digitalisasinya kita manfaatkan banget," katanya.

Dia mengatakan, para pelaku UMKM memiliki jenis usaha yang berbeda seperti kuliner, fashion dan lainnya. Bahkan terdapat salah satu tempat yang bisa dimanfaatkan UMKM untuk pelatihan.

 

 

Turis asal Korea Selatan mencicipi jajanan tradisional di destinasi wisata eksotik, (foto: dok.Pelindo III) 

 

Herd immunity 

Di sisi lain, Pemkot Bandung mengklaim kekebalan kelompok atau herd immunity sudah terbentuk di wilayahnya seiring program vaksinasi Covid-19 yang hampir mencapai 100 persen. Terlebih, tingkat fatalitas warga yang terpapar Covid-19 semakin rendah.

"Secara teori kata saya mah udah (terbentuk herd immunity) karena tadi BOR (Bed Occupancy Rate) itu jauh WHO mah 60 persen sekarang kita range 4,5 dan 6 baru kali ini," ujar Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana seusai meresmikan penataan PKL di Jalan Begawan, Kamis (18/11).

Dengan fakta tersebut, dia menuturkan, fatalitas warga yang terpapar Covid-19 dan harus dirawat di rumah sakit semakin rendah dan berkurang. Mereka yang terpapar Covid-19 banyak yang berstatus orang tanpa gejala (OTG).

"Berarti fatalitas orang terpapar karena sekarang konfirmasi aktifnya lumayan masih ada ratusan, tapi yang dirawat rendah berarti fatalitas berkurang dengan vaksin dia jadi OTG," katanya.

Yana melanjutkan, angka BOR masih 6 persen dipengaruhi oleh jumlah kamar pasien Covid-19 yang saat ini dikurangi karena melandai. Bahkan sudah terdapat beberapa rumah sakit di Kota Bandung tidak lagi menjadi rujukan Covid-19.

"Kita dulu sampai 2.500 kamar kalau 6 persen itu banyak. Sekarang gak lebih dari 1.500. Ada yang gak jadi rumah sakit rujukan," katanya.

Dia melanjutkan positivity rate penyebaran kasus Covid-19 berada di angka 0,15. Vaksinasi Covid-19 saat ini pun hampir mencapai 100 persen untuk dosis pertama dan 83 persen untuk dosis kedua.

 

"Kalau vaksin dosis satu 96.8 persen hampir 1.9 juta orang dosis dua 83 persen, on the target. Kenapa dosis dua rendah nunggu 28 hari," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler