Pendidikan Inklusi di Masa Pandemi Covid-19

Melalui pendidikan yang optimal, anak berkebutuhan khusus menjadi mandiri.

ANTARA/Maulana Surya
Pendidikan Inklusi di Masa Pandemi Covid-19 (ilustrasi).
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, berharap pendidikan inklusi tetap berjalan secara optimal di masa pandemi Covid-19. Dengan begitu, anak berkebutuhan khusus tetap mendapatkan hak atas pendidikan.


Dalam mengoptimalkan pendidikan inklusi, kata Heroe, diperlukan peran khususnya guru pendamping atau pendidik. Ia juga berharap melalui pendidikan yang optimal, anak berkebutuhan khusus menjadi mandiri.

"Lakukan dengan tulus, ikhlas serta kesungguhan. Hal ini menjadikan anak-anak lebih mandiri, menikmati kehidupan mereka agar bisa melanjutkan kehidupannya di masyarakat, tentunya ini memerlukan bantuan dari bapak ibu pendamping," kata Heroe dalam Workshop Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi (SPPI) di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Kamis (18/11).

Kegiatan tersebut diikuti sekitar 60 guru pendamping di tingkat SMP baik dari sekolah negeri maupun swasta di Kota Yogyakarta. Sedangkan, total guru pendamping tingkat SMP yang ada di Kota Yogyakarta mencapai 92 orang.

"Saya yakin kegiatan ini merupakan bagian yang penting agar menjadikan bapak ibu lebih yakin dan semangat dalam mengajarkan anak didiknya, agar bisa terus berproses dalam pembelajarannya," ujar Heroe.

Selain guru pendamping, peran orang tua juga dinilai menjadi sentral. Untuk itu, orang tua anak berkebutuhan khusus juga diminta untuk memberikan perhatian dan waktu dalam mendidik agar anak menjadi lebih baik.

"Amanah ini memberikan kita semangat untuk bersama-sama saling mendukung satu dan lainnya, membimbing anak-anak didik agar memenuhi harapan orang tua," jelasnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori mengatakan, workshop SPPI digelar dalam rangka memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada guru pendamping. Terutama dalam mendampingi anak sesuai kebutuhannya masing-masing.

Selain itu, kata Budi, kegiatan tersebut juga menjadi momentum pengetahuan tentang model pembelajaran dan pendekatan pendidikan inklusi. Diharapkan, dapat meningkatkan kemampuan guru pendamping di bidang manajemen dan pelaksana pendidikan inklusi.

"Kegiatan ini merupakan penyegaran dalam memperkuat organisasi guru pendamping di Kota Yogyakarta, dimana pelaksanaan inklusi di Kota Yogya sendiri dianggap cukup bagus dibanding daerah lain," kata Budi.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler